W-Stories

Status WA Pariyem Sebelum Meninggal: Tragisnya, Ia Tulang Punggung Keluarga

Advertisement

Kisah tragis menyelimuti keluarga Pariyem (25), salah satu korban tewas dalam kebakaran hebat yang melanda Gedung Terra Drone di Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Wanita muda ini ternyata adalah tulang punggung keluarganya di Lampung, menafkahi sang ibu yang telah berusia lanjut.

Pariyem merantau ke Jakarta setelah kepergian ayahnya, mengambil alih tanggung jawab ekonomi keluarga. Ia telah bekerja di perusahaan teknologi drone tersebut selama empat tahun.

“Iya, dia tulang punggung keluarga, karena bapaknya sudah enggak ada, ibunya sudah tua, sudah enggak bisa jalan jauh,” ungkap Sulaiman, tetangga sekaligus pendamping kakak korban, di RS Polri Kramat Jati, Rabu (10/12/2025).

Sebelum peristiwa nahas itu terjadi, Pariyem sempat mengunggah aktivitas terakhirnya melalui status WhatsApp. Ia membagikan momen saat dirinya sedang makan siang, tepat sebelum api mulai melahap gedung tempatnya bekerja.

“(Status WA lagi) makan. Jam makan siang. Karena ada yang makan siang, ada yang salat. Itu pas jam makan siang,” jelas Sulaiman.

Namun, takdir berkata lain. Sore harinya, saat kabar kebakaran menyebar, Pariyem tidak dapat dihubungi lagi, ponselnya mati total. Keluarga yang tiba di Jakarta pada Rabu subuh masih dalam ketidakpastian menunggu proses identifikasi jenazah yang masih berlangsung di RS Polri.

“Nyampe sini subuh. Ya, kondisi seperti inilah di sini. Belum ada dari pihak rumah sakit, belum ada keterangan mau kapan selesainya, mau bawa pulangnya,” ujar Sulaiman.

Advertisement

Di tengah kesedihan mendalam, keluarga Pariyem memohon bantuan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, khususnya fasilitas ambulans untuk memulangkan jenazah ke kampung halamannya di Lampung. Keterbatasan biaya menjadi alasan utama permohonan ini.

“Karena kami ya orang enggak punya di Lampung. Jadi kami mohon sama Gubernur DKI untuk dibantu ambulansnya lah sepenuhnya,” ucap Sulaiman.

Kabar duka ini juga sengaja belum disampaikan kepada ibunda Pariyem di kampung halaman. Keluarga khawatir kondisi kesehatan sang ibu yang rentan akan memburuk jika mengetahui putrinya telah tiada.

“Kalau sementara ibunya belum (terinformasi), karena posisinya masih tua, rentan drop lah. Cuma kalau saudara-saudara lain sudah dikasih informasi semua,” tandasnya.

Dugaan sementara penyebab kebakaran berasal dari ledakan baterai di lantai satu gedung yang kemudian merambat dengan cepat. Gedung tersebut merupakan kantor operasional PT Terra Drone Indonesia, anak usaha dari Terra Drone Corporation Jepang yang beroperasi di 25 negara sejak 2016. Tragedi ini mencatat total 22 korban jiwa yang telah dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati.

Sumber: Grid.id

Advertisement