Keluarga Curigai Siswa SD Bunuh Ibu di Medan, 20 Tusukan dan Bercak Darah Janggal
Seorang ibu di Medan, Sumatera Utara, ditemukan tewas dengan luka tusukan di tubuhnya. Korban, Faizah Soraya (42), diduga dibunuh oleh putrinya sendiri yang masih berusia 12 tahun dan duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar (SD). Peristiwa tragis ini terjadi di rumah mereka di Jalan Dwikora, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan.
Menurut laporan, korban ditemukan tewas dengan luka tusukan yang diperkirakan mencapai 20 titik. Kejadian ini diduga berawal dari perselisihan dalam keluarga. Namun, beberapa kerabat korban merasa janggal dan meragukan keterangan awal mengenai pelaku.
Keraguan Kerabat Korban
Melalui akun Instagram Pakdebrewok2122 yang mengaku sebagai kerabat korban, muncul keraguan terhadap tuduhan yang dialamatkan kepada siswi berinisial SAS alias AI yang berusia 12 tahun.
“Izin klarifikasi karna ini keluarga saya, Kejadian subuh pagi, diduga si adek bunuh mamanya. Kami sekeluarga gak percaya karna alasan yang gak masuk di logika bahwa adeknya dendam karna kakaknya di marahin mama nya,” tulis akun tersebut, mengutip pernyataan yang beredar di postingan Instagram Lambe Turah.
Akun tersebut menekankan kedekatan hubungan antara korban dengan kedua putrinya. Kerabat korban juga mencurigai suami korban, Alham Wumala Siagian.
“Dan yang buat kami gak percaya adalah sebelum kejadian si jantan ini selingkuh dan udah minta cerai tapi si istri gak mau dan udah pisah ranjang dan ntah kenapa bisa balik lagi kerumah itu,” ujar akun tersebut.
Faizah Soraya diketahui tidur di kamar lantai satu bersama kedua anaknya, sementara Alham tidur di kamar lantai dua. Kerabat korban mendesak polisi untuk memeriksa secara mendalam suami korban.
“Dan semua adalah alibi si ayah nya bilang adeknya di kamar megang pisau bunuh mama nya dan dia katanya tidur di atas jadi gak dengan katanya tolong pak polisi selidiki ini jantan dan sekarang si jantan ini bisa keluar kemana2,” lanjutnya.
Kejanggalan Luka dan Waktu Kejadian
Kerabat korban juga meragukan kemampuan siswi kelas 6 SD tersebut untuk melakukan tindakan sekejam itu, terutama dengan banyaknya luka tusukan yang diderita korban.
“Logika ini adek masih kelas 6 SD bukan SMP ya kawan2 dan luka tusuk ada 20 tusukan logika aja gak teriak mamaknya klo gak di bekap,” katanya.
Dimas, kerabat korban lainnya, juga mengungkapkan kecurigaannya. Ia menyoroti waktu kejadian yang dilaporkan pada pukul 05.00 pagi.
“Kejadian jam 05.00 pagi, dimana anak-anak susah bangun pagi kalau mau sekolah. Ya tau sendiri anak-anak gimana. Bagaimana bisa dia merancang ini subuh hari,” tulis Dimas di akun @pakdebrewok2122.
Ia menambahkan bahwa terdapat luka tusuk di sekujur tubuh korban, mulai dari kepala, tangan, hingga badan, yang digambarkan sebagai serangan membabi buta.
“Luka-luka di badan korban itu banyak dan tersebar dari kepala, tangan dan badan secara membabi buta,” katanya.
Keberadaan bercak darah di dinding juga menjadi sorotan. Hal ini menimbulkan dugaan adanya perlawanan dari korban yang membutuhkan tenaga lebih besar dari anak kecil.
“Nah ini ada tenaga yang lebih besar dari anak-anak, dengan adanya bercak darah di dinding tadi berarti ada perlawanan dari korban,” ujar Dimas.
Pemeriksaan dan Penyelidikan Polisi
Kasat Reskrim Polrestabes Medan, AKPB Abyu Putro Wijayanto, menyatakan bahwa kakak terduga pelaku dan ayahnya juga telah diperiksa oleh pihak kepolisian.
Hingga kini, polisi masih melakukan proses penyelidikan dan penyidikan, dan belum menetapkan status tersangka dalam kasus ini.
Sumber: Grid.id