Polres Metro Jakarta Pusat tengah mendalami penyebab kebakaran gedung Terra Drone yang menelan puluhan korban jiwa. Sejauh ini, tujuh orang saksi telah dimintai keterangan untuk mengusut dugaan kelalaian.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, merinci bahwa tujuh saksi yang diperiksa terdiri dari enam karyawan yang berhasil selamat dan satu warga sekitar lokasi kejadian. Pemeriksaan ini merupakan bagian dari upaya polisi untuk merangkai kronologi dan menemukan unsur kelalaian dalam peristiwa nahas tersebut.
Penyidik tidak hanya fokus pada saksi mata, tetapi juga mengarahkan perhatian pada manajemen perusahaan. Pertanyaan krusial yang diajukan adalah mengenai kesiapan dan kepatuhan terhadap standar keselamatan kerja, terutama mengingat risiko operasional yang tinggi di gedung tersebut.
Risiko tersebut berkaitan erat dengan aktivitas perakitan drone dan keberadaan sejumlah besar baterai di lokasi. Polisi secara khusus menyoroti efektivitas alat pemadam api yang tersedia. “Apakah cukup dengan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang… untuk bisa memadamkan baterai ya, yang kita lihat,” ujar Susatyo, mempertanyakan kecukupan alat pemadam standar dalam menghadapi potensi kebakaran baterai.
Tantangan dalam investigasi ini semakin kompleks lantaran adanya perbedaan kepemilikan antara gedung dan bisnis yang dijalankan di dalamnya. Fakta ini mengharuskan polisi untuk secara cermat mengidentifikasi pihak yang paling bertanggung jawab atas aspek keselamatan gedung.
“Sebagai informasi awal, bahwa pemilik gedung dan pemilik usaha adalah dua orang yang berbeda,” jelas Susatyo, menggarisbawahi kompleksitas penentuan tanggung jawab.
Untuk menentukan akar penyebab kebakaran, tim penyidik masih menunggu hasil analisis ilmiah dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri. Hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dari Puslabfor akan menjadi landasan utama dalam pelaksanaan gelar perkara yang akan datang.
Peristiwa kebakaran yang terjadi pada Rabu (9/12/2025) pukul 12.43 WIB di gedung Terra Drone, Kemayoran, Jakarta Pusat, ini dilaporkan merenggut nyawa 22 orang karyawan. Dari jumlah tersebut, 15 orang adalah perempuan dan 7 orang laki-laki. Sebanyak 19 orang lainnya berhasil diselamatkan.
Sumber: Grid.id






