Kasus penipuan berkedok Wedding Organizer (WO) kembali mencuat ke publik. Kali ini, WO Ayu Puspita diduga telah menipu ratusan calon pengantin yang telah mempercayakan momen sakral mereka. Penipuan ini terbongkar setelah sebuah pernikahan di Jakarta Utara pada Sabtu (6/12/2025) gagal total karena layanan resepsi, termasuk katering, tidak terpenuhi.
Pihak kepolisian, melalui Polres Metro Jakarta Utara, telah menetapkan lima tersangka, termasuk direktur dan staf WO tersebut. Mereka diduga melakukan penipuan dan/atau penggelapan, menimbulkan kerugian materiil yang signifikan bagi puluhan klien yang telah melunasi biaya acara mereka. Kasus ini menjadi sorotan setelah unggahan di media sosial mengungkap keluhan banyak calon pengantin.
Pembongkaran Skandal Pernikahan
Titik awal terbongkarnya kasus ini adalah kegagalan resepsi pernikahan di Pelindo Tower, Rawabadak Utara, Koja, Jakarta Utara. Pasangan pengantin yang menjadi korban utama telah mentransfer dana sebesar Rp82.740.000 ke rekening WO Ayu Puspita Dinanti untuk layanan resepsi. Namun, saat hari H, hanya dekorasi yang terpasang, sementara hidangan katering yang krusial tidak pernah hadir.
Pihak WO tidak menunjukkan itikad baik untuk menyelesaikan masalah ini setelah dihubungi. Situasi ini memicu korban untuk segera melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib. Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara, Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar, menyatakan, “Pihak wedding organizer tidak ada itikad baik untuk menyelesaikan masalah tersebut.”
Laporan polisi dengan nomor LPB/2334/XII/2025/Resju/PMJ dibuat pada 6 Desember 2025. Lima orang, yaitu APD (direktur) serta staf HE, BDP, DHP, dan RR, telah diperiksa dan ditahan. Mereka dijerat dengan Pasal 378 KUHP tentang penipuan dan/atau Pasal 372 KUHP tentang penggelapan.
Modus Operandi dan Luasnya Jaringan Korban
Penyidik tidak hanya mengandalkan keterangan korban, tetapi juga mengumpulkan bukti-bukti kuat. Bukti transfer bank, tangkapan layar percakapan WhatsApp, data vendor katering, rencana acara, serta dokumentasi komunikasi antara WO dan klien telah disita sebagai dasar penyidikan. Bukti-bukti ini mengindikasikan adanya praktik penipuan yang terstruktur.
Kasus ini mulai menyebar luas di media sosial setelah seorang perias pengantin membagikan pengalaman buruk kliennya di Jakarta Barat dan Jakarta Utara pada Sabtu (6/12/2025). “Jadi dia ada beberapa acara hari Sabtu itu, terus ternyata bermasalah. Katering makanannya enggak datang, cuma ada dekornya,” ungkap salah seorang korban, Tamay (26), kepada Kompas.com.
Fenomena ini membuka pintu bagi puluhan korban lain untuk bersuara. Hingga kini, tercatat 87 korban telah melaporkan kerugian mereka. Para korban berasal dari berbagai latar belakang profesi, termasuk karyawan swasta, aparatur sipil negara (ASN), bahkan anggota Polri. Mayoritas dari mereka telah melakukan pembayaran penuh atau sebagian, namun tidak mendapatkan layanan sesuai perjanjian.
Reaksi Massa dan Upaya Pengembalian Dana
Kekecewaan para korban memuncak hingga mendorong mereka untuk mendatangi rumah pemilik WO di Kayu Putih, Jakarta Timur, pada Minggu malam (7/12/2025). Aksi massa ini menarik perhatian kepolisian lintas wilayah, karena korban berasal dari berbagai daerah seperti Cimanggis, Cileungsi, Bogor, dan Bekasi.
Kanit Reskrim Polsek Cipayung, Iptu Edi Handoko, mengonfirmasi bahwa banyak korban diarahkan ke Polda Metro Jaya karena kasus ini telah diambil alih. Polres Metro Jakarta Utara kini mengoordinasikan penanganan kasus ini.
Sejak penangkapan para tersangka, aktivitas di kantor pusat WO Ayu Puspita dilaporkan terhenti total. Tidak ada lagi kegiatan operasional, pemasaran, maupun komunikasi dengan klien yang terlihat.
Pemilik WO, Ayu Puspita Dinanti, dalam sebuah video klarifikasi, berjanji akan menjual aset pribadinya untuk mengembalikan dana kepada para korban. Ia mengklaim bahwa masalah katering yang terjadi adalah insiden pertama dan tidak pernah terjadi sebelumnya dalam menjalankan bisnisnya. “Makanya itu kemarin benar-benar yang waktu bermasalah, yang masalah katering itu, itu memang baru sekali, untuk masalah katering. Sebelumnya, kami tidak pernah untuk kekurangan katering, malah lebih,” ujarnya.
Kasus ini masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut oleh pihak kepolisian untuk mengungkap seluruh jaringan dan memastikan keadilan bagi seluruh korban.
Sumber: Grid.id






