Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menunjukkan respons cepat terhadap musibah banjir yang melanda Karawang. Sekembalinya dari Sumatra setelah membantu korban banjir dan longsor di sana, Dedi segera menginstruksikan pengiriman bantuan untuk warga Karawang yang terdampak.
Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, @dedimulyadi71, pada Senin (08/12/2025), Dedi Mulyadi menginformasikan bahwa tim staf Gubernur Jawa Barat telah dikerahkan untuk mendistribusikan bantuan. Bantuan tersebut meliputi kebutuhan pokok seperti makanan, obat-obatan, selimut, serta perlengkapan bayi dan lansia.
“Assalamualaikum, tim staf Gubernur Jawa Barat hari ini bergerak ke Karawang mendistribusikan kebutuhan makanan bagi warga, seluruh jajaran di Pemda Jabar terus bergerak mendistribusikan makanan, kemudian juga popok bayi, obat-obatan, selimut dan kebutuhan lainnya bagi warga Bandung dan sekitarnya yang dilanda banjir tahunan,” ujar Dedi dalam video unggahannya.
Selain memberikan bantuan, Dedi Mulyadi juga menyampaikan pesan tegas kepada para pejabat pemerintah daerah terkait penanganan banjir jangka panjang. Ia menekankan tiga poin krusial yang harus segera dilakukan.
Tiga Peringatan untuk Pejabat Daerah
Dedi Mulyadi meminta pemerintah daerah untuk menghentikan alih fungsi lahan yang berpotensi memperparah banjir. Selain itu, ia juga menyerukan gerakan masif penanaman pohon untuk resapan air.
Poin ketiga yang ditekankan adalah pentingnya mendisiplinkan warga agar tidak lagi menjadikan bantaran sungai sebagai tempat tinggal maupun membuang sampah. Hal ini dianggap sebagai langkah preventif yang fundamental.
“Kegiatan-kegiatan seperti ini sifatnya temporer paling penting adalah hentikan alih fungsi lahan, dua lakukan penanaman pohon, ketiga disiplinkan warga untuk tidak menggunakan bantaran sungai sebagai tempat tinggal dan membuang sampah ke sungai,” tegasnya.
Lebih lanjut, Dedi juga mendorong agar pemerintah daerah menunda atau mengkaji ulang pemberian izin pembangunan perumahan dan permukiman di area rawan, seperti daerah rawa atau dekat sungai. Menurutnya, langkah strategis ini dapat menjadi solusi terbaik untuk mencegah bencana banjir berulang.
“Saya juga minta para Bupati Walikota untuk menunda sementara dan pengkajian terhadap pemberian izin perumahan pemukiman, kegiatan perdagangan yang menggunakan daerah-daerah rawa, kemiringan tebing, sungai yang menjadi penyebab dari banjir, ini cara yang terbaik,” tambahnya.
Dedi Mulyadi mengingatkan bahwa banjir di wilayahnya telah menjadi rutinitas tahunan. Oleh karena itu, ia mendesak pemerintah daerah untuk mengambil tindakan nyata dan solusi jangka panjang agar masalah ini dapat terselesaikan.
“Karena kita akan masuk dalam rutinitas tahunan (banjir) kalau tidak mengambil tindakan besar yang bersifat penyelesaian jangka panjang. Terima kasih, masih terus bekerja, selesaikan masalah dengan cepat dan tepat,” pungkasnya.
Respons positif datang dari warganet yang membanjiri kolom komentar unggahan Dedi Mulyadi. Banyak yang menyatakan dukungan terhadap usulan dan tindakan cepat sang gubernur.
Banjir di Karawang sendiri dilaporkan merendam sembilan kecamatan. Luapan Sungai Citarum dan Cibeet, serta banjir rob di wilayah pesisir utara menjadi penyebab utama meluasnya genangan air. Kecamatan Telukjambe Barat, khususnya Desa Karangligar, menjadi lokasi terparah dengan 300 rumah terendam dan ratusan warga terpaksa mengungsi.
Sumber: Grid.id






