Kasus dugaan penipuan oleh wedding organizer (WO) Ayu Puspita memasuki babak baru. Sang pemilik kini telah ditetapkan sebagai tersangka, seiring terungkapnya motif di balik aksinya yang merugikan ratusan pasangan pengantin.
Ayu Puspita diduga menawarkan paket pernikahan dengan harga promo yang sangat murah untuk menarik perhatian calon klien. Modus ini berhasil menjerat ratusan pasangan, namun berujung pada kegagalan acara pernikahan mereka dan kerugian finansial yang signifikan, diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Erick Frendriz, menyatakan bahwa motif utama kasus ini kuat mengarah pada faktor ekonomi. “Masih belum selesai, tentunya motifnya yang pasti ekonomi, kebutuhan ekonomi,” kata Erick saat ditemui media, Selasa (9/12/2025).
Saat ini, Ayu Puspita dan seorang tersangka lain, Dimas, ditahan di Polres Jakarta Utara. Tiga orang lainnya masih dalam pemeriksaan mendalam untuk mengumpulkan barang bukti lebih lanjut.
Erick menjelaskan peran kedua tersangka utama. Ayu berperan sebagai pemilik dan penanggung jawab operasional, sementara Dimas menjalankan sebagian besar operasional dan aktif menarik korban.
Pamer Harta di Tengah Masalah
Seorang vendor bernama Eza, yang mengenal Ayu sejak 2020, mengungkapkan kebiasaan sang pemilik WO yang membuat pegawainya resah. Dalam beberapa bulan terakhir, Ayu kerap memamerkan barang-barang mewah yang baru dibelinya.
“Dia juga tuh, ini informasi aja, kalau uang (klien diduga dipakai untuk pribadi) informasi dari karyawannya. (kata pegawai Ayu) ‘eh kemarin ibu beli Lexus loh. Dia juga beli Alphard’,” ujar Eza.
Tidak hanya itu, Eza menyebut Ayu juga membeli dua rumah sekaligus pada tahun 2025 dan baru saja melakukan perjalanan ke Eropa.
“Terus kemarin dia juga baru beli rumah dua sekaligus. Baru-baru ini bulan Agustus jalan-jalan ke Eropa,” ungkap Eza.
Eza membenarkan bahwa tindakan pamer harta atau flexing yang dilakukan Ayu sangat kuat.
Motif Keserakahan dan Kekayaan Baru
Eza menduga penyebab Ayu Puspita terjerumus ke jalan yang salah adalah karena silau akan harta. Ia melihat Ayu sebagai sosok yang tidak bisa mengelola uang dengan baik.
“Kalau dari segi personalitinya oke, kalau untuk mengadakan sosialnya, sama masyarakat anak yatim bagus. Tapi dia enggak bisa mengelola uang. Jadi gatel kalau ngeliat duit,” imbuh Eza.
Eza juga menyebut Ayu adalah seorang ‘orang kaya baru’ (OKB) yang tidak berasal dari kalangan berada.
“Dia terpesona dengan duit banyak. OKB, dia ini OKB (orang kaya baru),” akui Eza.
Sumber: Grid.id






