Penjelasan medis mengenai bahaya gas karbon monoksida (CO) menjadi sorotan utama dalam konferensi pers identifikasi korban kebakaran gedung Terra Drone. Tim forensik RS Polri mengungkap bahwa paparan gas CO berperan signifikan dalam menyebabkan kematian beberapa korban.
Kepala Bidang YanDokpol RS Polri, Kombes Hery Wijatmoko, yang juga seorang Dokter Spesialis Paru, menjelaskan mekanisme fatal CO. “Jadi ketika kadar CO (Karbon Monoksida) atau CO2 tinggi, kemampuan ikatan antara Hb (Hemoglobin) dengan CO dan atau CO2 tadi lebih kuat, mungkin 200 sampai 300 kali daripada ikatan Hb dengan O2 (Oksigen),” ujarnya saat konferensi pers, Rabu sore (10/12/2025).
Paparan CO menyebabkan hemoglobin dalam darah tidak lagi mampu mengikat oksigen yang vital bagi tubuh. Kondisi ini berujung pada kekurangan oksigen parah dan akhirnya henti napas.
“Sehingga orang tersebut tidak bisa bernapas (kekurangan oksigen di dalam darah),” tambah Hery.
Dalam insiden kebakaran seperti di Terra Drone, kadar CO di dalam ruangan bisa melonjak drastis dalam hitungan menit. Hal ini menjelaskan mengapa banyak korban tidak sempat menyelamatkan diri, meskipun tidak mengalami luka bakar yang parah.
“Makanya ada pemeriksaan darah kadar CO-nya tinggi,” jelas Hery, merujuk pada hasil otopsi.
Dokter forensik melakukan pemeriksaan otopsi luar dan dalam untuk menentukan penyebab kematian secara akurat. Hasilnya menunjukkan pola kematian yang konsisten dengan keracunan karbon monoksida.
“Jadi berdasarkan kami melakukan pemeriksaan, baik luar maupun dalam (autopsi), kami bisa mengambil kesimpulan bahwa adanya kematian disebabkan karena penghirupan udara atau CO,” ungkapnya.
Penjelasan ilmiah ini menjawab pertanyaan mengenai sifat gas CO yang berbahaya. Karbon monoksida tidak berwarna dan tidak berbau, membuatnya sulit terdeteksi oleh korban yang terpapar.
“Kira-kira seperti itu. Paham ya?,” tutur Hery.
Tim forensik menekankan pentingnya edukasi mengenai bahaya CO, terutama dalam kondisi darurat seperti kebakaran, guna meningkatkan kewaspadaan masyarakat.
Pihak kepolisian juga menegaskan bahwa proses identifikasi dilakukan dengan sangat teliti untuk memastikan penyebab kematian tidak salah ditafsirkan. Analisis medis yang akurat dinilai krusial agar selaras dengan hasil penyelidikan.
“Kami tidak ingin buru-buru untuk mengeluarkan statement atau menyampaikan hasilnya,” tutupnya.
Informasi mengenai bahaya CO ini diharapkan dapat memberikan pemahaman baru bagi masyarakat mengenai risiko fatal yang dapat terjadi saat kebakaran, mendorong pencegahan agar tragedi serupa tidak terulang.
Sumber: Grid.id






