Aneh! Harimau Datangi Permukiman Warga Aceh Kumpulkan Kardus Sebelum Banjir Bandang

Perilaku tak lazim seekor harimau di dusun Sejudo, Gampong Sijudo, Kecamatan Pante Bidari, Aceh Timur, menjadi sorotan setelah banjir bandang melanda wilayah tersebut. Hewan buas itu terpantau mendatangi permukiman warga seminggu sebelum bencana terjadi, tanpa menunjukkan sikap agresif, namun dengan gelagat yang dianggap aneh oleh penduduk.

Kemunculan harimau di tengah perkampungan membuat warga diliputi keresahan dan ketakutan. Fenomena ini pertama kali dibagikan oleh seorang warga melalui akun media sosial Instagram @mnztl_. Dalam unggahannya, disebutkan bahwa harimau tersebut tidak mengganggu apalagi memangsa warga, melainkan hanya berkeliaran di sekitar desa.

Situasi yang mencekam membuat warga enggan keluar rumah. Awalnya, penduduk menduga harimau tersebut kelaparan sehingga nekat keluar dari habitatnya. Seorang warga kemudian mencoba memberinya makan berupa nasi dan lauk, yang ternyata diterima oleh hewan tersebut.

Namun, setelah banjir bandang menerjang, warga baru menyadari bahwa kehadiran harimau itu bisa jadi merupakan sebuah pertanda. Puncaknya terjadi dua hari sebelum bencana, ketika harimau tersebut mulai menunjukkan perilaku yang lebih aneh lagi.

“Terus H-2 sebelum banjir, harimau itu datang lagi guys. Dan semakin hari kelakuan harimau ini semakin aneh,” ujar salah seorang warga, seperti dikutip dari unggahan tersebut.

Hewan tersebut dilaporkan mulai mengumpulkan kardus-kardus bekas dan membawanya ke depan rumah warga. Tindakan ini awalnya dianggap sekadar permainan oleh penduduk.

“Jadi H-2, harimau ini udah mulai ngumpulin kardus-kardus ke setiap rumah warga. Kardus guys, kardus,” lanjutnya.

Perilaku harimau yang mengumpulkan kardus ini diinterpretasikan sebagai kode atau peringatan agar warga segera mengungsi, mengingat bencana besar akan datang. Sayangnya, tak ada satu pun warga yang memahami maksudnya hingga musibah benar-benar terjadi.

“Tapi karena warga nggak ada yang ngeh, mereka pikir harimau itu cuma mau mainin kardus aja, padahal harimau itu udah ngasih tanda, bahwasanya warga di situ harus mengungsi karena akan terjadinya musibah besar,” jelasnya.

Benar saja, setelah kejadian unik tersebut, harimau itu tak pernah terlihat lagi. Tak lama kemudian, banjir bandang dahsyat melanda wilayah tersebut pada malam hari, membuat warga terkejut dan harus berjuang menyelamatkan diri dan keluarga.

Update Banjir Aceh

Banjir bandang dan tanah longsor tidak hanya melanda Aceh, tetapi juga Sumatra Utara dan Sumatra Barat. Aceh sendiri tercatat sebagai salah satu provinsi yang mengalami kerusakan paling parah akibat serangkaian bencana tersebut.

Menurut data dari Serambinews.com, jumlah korban jiwa akibat banjir bandang dan longsor di Aceh mencapai 419 orang hingga Sabtu, 13 Desember 2025. Sementara itu, 32 orang lainnya masih dalam status pencarian.

Bencana yang dipicu oleh curah hujan ekstrem ini berdampak pada 18 kabupaten/kota di Aceh, meliputi 225 kecamatan dan 3.678 gampong. Hingga kini, tim gabungan masih berfokus pada upaya evakuasi, distribusi bantuan, dan pencarian korban yang hilang.

Jumlah pengungsi di Aceh dilaporkan mencapai 130.968 kepala keluarga atau 484.944 jiwa, yang tersebar di 2.186 titik pengungsian.

Kerusakan fasilitas umum juga dilaporkan meluas, termasuk ratusan perkantoran, tempat ibadah, sekolah, rumah sakit, puskesmas, hingga pondok pesantren.

“Kemudian kerusakan jalan 461 titik dan jembatan 332 unit. Kerusakan rumah 164.906 unit, ternak 186.868 ekor, sawah: 89.286 hektare, kebun 14.725 hektare, tambak 40.328 hektare,” demikian laporan yang disampaikan.

Para penyintas bencana kini tengah berupaya memulihkan kehidupan mereka pasca kehilangan tempat tinggal dan harta benda. Pembersihan rumah dan perabotan yang terdampak lumpur akibat banjir juga mulai dilakukan.

Sumber: Grid.id