Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, diguncang oleh insiden tragis ketika seorang ibu, berinisial FA, tewas terjatuh dari jembatan kaca di kompleks Hutan Pinus Limpakuwus. Insiden ini telah memaksa pemerintah setempat untuk mengambil tindakan tegas dengan menutup sementara semua wahana jembatan kaca di wilayah tersebut.
Kejadian ini membuat publik meradang, dan pertanyaan mengenai keamanan dan tanggung jawab pengelola wisata The Geong terus berkembang. Dalam sorotan ini, penutupan sementara wahana jembatan kaca menjadi langkah yang tidak hanya mendebarkan, tetapi juga memberikan banyak pelajaran berharga.
Baca juga:Hasil Penyelidikan Polisi Ungkap Kondisi Jembatan Kaca The Geong Setelah 11 Bulan
Di Kabupaten Banyumas, ada lima tempat wisata yang memiliki jembatan kaca, yaitu di Limpakuwus, Loka Wisata Baturraden, Caping Park, Taman Botani, dan Safari See To Sky. Keputusan untuk menutup sementara semua wahana ini adalah respons atas kejadian mengerikan di The Geong.
Pengelola wahana Safari See to Sky, Slamet Prayitno, meskipun mengaku telah memenuhi standar keamanan yang ada, menerima keputusan penutupan tersebut. Ia meminta agar pemerintah berdiskusi terlebih dahulu untuk memastikan operasional wisata tidak terganggu.
Pernyataan Slamet Prayitno menggarisbawahi betapa pentingnya komunikasi antara pengelola wisata dan otoritas setempat dalam mengatasi masalah serius seperti ini. “Harusnya diskusi dulu, bukan setelah ada insiden baru membuat regulasi,” tegasnya.