Militer Israel Membawa Empat Divisi Pasukan serta Tank ke Perbatasan Gaza, Bergabung dengan 31 Batalion

Konflik antara Israel dan Palestina semakin memanas, mencapai titik kritis yang mengguncangkan dunia. Pada Sabtu (7/10/2023), kelompok militan Hamas melancarkan serangan dahsyat dengan meluncurkan ribuan roket ke infrastruktur sipil, pangkalan udara, dan situs militer Israel. Serangan ini memicu respons cepat dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Baca juga: Eskalasi Kekerasan: Fasilitas Umum di Palestina Rusak parah, Rumah Sakit Indonesia di Bayt Lahiya jadi Sasaran Serangan Udara Israel, Korban Ratusan

Bacaan Lainnya

“Ini adalah operasi skala besar untuk membela warga sipil Israel dari serangan gabungan yang dilancarkan Hamas,” ujar juru bicara tentara Israel, dalam upaya meredakan dampak serangan yang menghancurkan.

Serangan-serangan yang dilakukan oleh IDF berdampak mengerikan. Beberapa bangunan di Jalur Gaza menjadi target amunisi presisi Israel. Angkatan Udara Israel meratakan sebuah pusat perbelanjaan di Jalur Gaza, yang tercermin dalam gambar-gambar visual pengeboman tersebut. Asap tebal menyelimuti bangunan tersebut setelah beberapa kali terkena serangan roket dan bom berpemandu laser.

Baca juga: Jumlah Korban Terus Bertambah dalam Konflik Berdarah Israel-Palestina

Namun, kehancuran tak berhenti di situ. Serangan udara Israel juga menyasar gedung bertingkat di pusat Kota Gaza. Menara Palestina yang memiliki 14 lantai menjadi target, meskipun di dalamnya terdapat puluhan keluarga. Gedung ini juga memiliki kantor yang terhubung dengan kelompok militan Hamas. Meski peringatan selama 10 menit diberikan kepada warga sebelumnya, gedung tersebut akhirnya hancur, mengakibatkan banyak orang kehilangan tempat tinggal.

Baca juga: Mengenal kelompok Hamas Gerakan Perlawanan Islam Palestina

Pada front darat, militer Israel membawa empat divisi pasukan serta tank ke perbatasan Gaza, bergabung dengan 31 batalion yang sudah berada di wilayah tersebut. Situasi semakin tegang, terutama karena pasokan listrik dari Israel yang memasok hampir seluruh wilayah Gaza terputus. Pemerintah Israel di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan pasokan listrik, bahan bakar, dan barang ke Gaza.

Di sisi lain, Hamas tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan intensitas. Mereka telah merencanakan kemungkinan terjadinya pertarungan jangka panjang. “Kami siap menghadapi semua opsi, termasuk perang habis-habisan,” ujar wakil kepala biro politik Hamas, Saleh al-Arouri. “Kami siap melakukan apa pun yang diperlukan demi martabat dan kebebasan rakyat kami.”

Baca juga: Benjamin Netanyahu, Tidak Ragu Menyatakan Israel Sedang Dalam Perang dengan Palestina

Dalam tragisnya, IDF mengumumkan bahwa jumlah warga Israel yang tewas akibat serangan Hamas telah meningkat, mencapai angka yang sangat mencemaskan – 350 orang. Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza melaporkan bahwa 313 warga Palestina telah tewas dan 1.990 lainnya terluka dalam 24 jam terakhir.

Konflik yang mematikan ini semakin menguatkan kepercayaan bahwa perdamaian semakin menjauh. Dunia menyaksikan tragedi yang terus berlanjut di Timur Tengah, dengan harapan agar situasi ini segera menemui jalan kel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *