Mengenal kelompok Hamas Gerakan Perlawanan Islam Palestina

kelompok hamas

Dalam narasi yang semakin dramatis, konflik panjang antara Palestina dan Israel kembali mencapai puncaknya, dengan serangan yang saling berbalas antara kelompok terkait Hamas dan militer Israel. Kedua belah pihak mengalami korban jiwa yang mencapai angka tragis, sementara ketegangan berlanjut tanpa akhir yang terlihat di cakrawala.

Baca juga: Benjamin Netanyahu, Tidak Ragu Menyatakan Israel Sedang Dalam Perang dengan Palestina

Bacaan Lainnya

Kelompok terbesar di antara kelompok Muslim Palestina lainnya, Hamas, yang berdiri pada tahun 1987 selama intifada Palestina pertama melawan pendudukan Israel, telah menyuarakan komitmen kuat untuk menghancurkan Israel sejak saat itu. Nama “Hamas” sendiri adalah akronim dari Gerakan Perlawanan Islam, dan kelompok ini memiliki divisi militer yang dikenal sebagai Brigade Izzedine al-Qassam.

Namun, di samping agenda militernya, Hamas juga melaksanakan program kesejahteraan sosial bagi rakyat Palestina, terlibat dalam politik Palestina sejak 2005, dan bahkan memenangkan pemilihan umum legislatif pada 2006. Ini menunjukkan kompleksitas peran Hamas dalam konflik ini.

Baca juga: Perang Mencekam Antar Sayap Bersenjata Hamas dan Israel Memuncak

Sementara itu, Israel telah menghadapi serangkaian serangan bunuh diri oleh Hamas pada tahun 1996 yang menewaskan warga sipil Israel. Serangkaian pengeboman ini dituduh sebagai pemicu yang memicu ketegangan dan menghentikan proses perdamaian di masa itu.

Kemudian, konflik terus berkembang, dan Hamas mengambil kekuasaan dan pengaruh ketika Otoritas Palestina yang dituduh mensponsori serangan-serangan mematikan dibungkam oleh Israel. Hamas mulai mengelola sejumlah fasilitas sosial bagi warga Palestina yang merasa kecewa dengan korupsi Otoritas Palestina yang didominasi oleh Fatah.

Meskipun ada upaya rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah, situasi terus memburuk, dengan Hamas menolak terlibat dalam kesepakatan damai Palestina-Israel sebelumnya dan menolak mengakui Israel.

Baca juga: Eskalasi Kekerasan: Fasilitas Umum di Palestina Rusak parah, Rumah Sakit Indonesia di Bayt Lahiya jadi Sasaran Serangan Udara Israel, Korban Ratusan

Dalam upaya terbaru, Hamas merilis dokumen kebijakan yang menghaluskan sikap mereka, meskipun tetap tidak mengakui Israel secara resmi. Dokumen tersebut menekankan perjuangan mereka melawan “agresor Zionis yang melakukan pendudukan.”

Selama beberapa dekade, konflik ini telah mengalami berbagai eskalasi, menyebabkan kerugian jiwa yang besar di kedua belah pihak. Meskipun beberapa usaha mediasi telah dilakukan, perdamaian di Timur Tengah tetap menjadi tujuan yang sulit dicapai.

Dalam konteks yang semakin rumit ini, kehidupan dua juta warga Palestina di Gaza terus terpuruk dalam situasi yang semakin buruk. Kekerasan terus berlanjut, dan upaya untuk mencari jalan keluar dari lingkaran setan ini terus menjadi tantangan yang besar