Sugeng dalu
Ati seng biyen tau ngelarani
Wes suwe we ra rene
We lungo mung masalah sepele
We golek liane
Tambah loro
Yakin we teko nambahi sengsoro
Ngrusak tatanan ati seng wes pengen lali
Karo gedhe duwure balungan mu
Aku wes ora gagas kata luka
Wes cukup wingi rapengen mbaleni
Mario leh mu dolanan ati
Wes wayahe we kapok mblenjani
reff :
Udan tangise ati
Saiki wes rodo terang
Masio isih kadang klelingan
Kowe seng tak sayang sayang
Saiki mung crito loro
Mpun kadung mbekas ning dodo
Perihe ati seng mbok paringi
Wes cukup ra bakal tak baleni
Baca juga:Lirik, Terjemahan dan Makna atau Arti Lagu NEMU – NIKEN SALINDRY
Terjemahan Bahasa Indonesia
Selamat Malam
Hati yang dulu tahu menghadapi
Sudah cukup, tak perlu lagi
Hanya masalah sepele
Mencari yang lain
Tambah Sakit
Yakin kita akan menambah beban kesedihan
Merusak ketertiban hati yang ingin dilupakan
Dengan tingginya balunganmu
Aku sudah tidak lagi mencari kata-kata luka
Sudah cukup sekian waktu ingin kembali
Bermain-main dengan hati
Sudah saatnya, aku kapok menunggu
Reff:
Hujan air mata hati
Sekarang sudah terang benderang
Meski kadang-kadang teringat
Kau yang tak pernah menyayangiku
Sekarang hanya cerita lama
Yang meninggalkan bekas di hati
Air mata hati yang dulu ingin kuberikan
Sudah cukup, tidak akan kubalas lagi
Baca juga:Lirik, Terjemahan dan Makna atau Arti Lagu Denny Caknan – Tanpo Tresnamu
Lirik lagu “Sugeng Dalu” menggambarkan perasaan kelelahan dan keputusan untuk melepaskan sebuah hubungan yang telah membawa lebih banyak kesedihan daripada kebahagiaan. Penyanyi menyatakan bahwa hati yang dulu penuh keberanian untuk menghadapi segala hal kini telah mencapai titik jenuh. Rasa lelah ini muncul karena masalah yang dihadapi terasa sepele dan mencari kebahagiaan di tempat lain menjadi suatu kebutuhan.
Kemudian, lirik menyiratkan bahwa melanjutkan hubungan tersebut hanya akan menambah lara dan menimbulkan beban kesedihan yang lebih besar. Tingginya “balungan” atau struktur hubungan yang telah rusak menjadi penghambat untuk melupakan dan melangkah maju. Penyanyi menyadari bahwa mencari kata-kata untuk menyembuhkan luka tidak lagi relevan, dan setelah cukup waktu menunggu, ia memutuskan untuk berhenti menanti dan bermain-main dengan hatinya sendiri. Refrain lagu menyampaikan bahwa meskipun hati ini pernah hujan air mata, sekarang sudah terang benderang, meski terkadang masih teringat kenangan yang menyakitkan. Akhirnya, lirik menggambarkan bahwa kisah lama itu hanya meninggalkan bekas di hati, dan air mata hati yang ingin diberikan sebelumnya kini telah cukup, tanpa ada balasan lagi.