Lirik, Makna dan Terjemahan Lagu SANTRI PEKOK – Niken Salindry – Genduk denok santri lulusan pondok

Niken Salindry - GINIO

Genduk denok santri lulusan pondok
Isih perawan dorong tau kedemok
Tak rewangi sarungan gawe songkok
Assalamualaikum Lakokno bapake mlerok

Tak rewangi ngempet ora ngerokok
Macak sopan ben koyo kang pondok
Eh, eh ladalah suwengku lali nyoplok
Jare bapake aku koyok santri pekok

Bacaan Lainnya

Baca juga: Lirik, Makna dan Terjemahan Lagu SANTRI PEKOK – Niken Salindry

Tobat kapok lombok, kadang lurus kadang menggok
Dongakno ben kapok, aku pengen oleh denok
Wes tahun-tahunan aku waleh dadi preman
Pengen tobat tenan ben oleh bojo seng iman

Tobat kapok lombok, kadang lurus kadang menggok
Dongakno ben kapok, aku pengen oleh denok
Wes tahun-tahunan aku waleh dadi preman
Pengen tobat tenan ben oleh bojo seng iman

Baca juga:Apa Itu Santri? Pengertian, Peran, dan Sejarah Santri di Indonesia

Berikut Terjemahan dari lirik lagunya:

Niken Salindry 

Gadis manis, santri lulusan pondok
Masih suci, belum pernah disentuh
Ku paksakan mengenakan sarung, hanya peci
Assalamualaikum, ayah tersenyum melihat sinis

Tak merokok, tetap menjaga sopan
Seperti yang diajarkan di pondok
Eh, eh, gadis berkilauan, lupakan keraguan
Kata ayah, aku seperti santri yang naif

Baca juga:Menyambut Hari Santri Nasional 2023: Ikrar Santri dan Pelaksanaan Apel

Tobat Tidak Lagi-lagi, kadang lurus kadang bengkok
Pikirkan baik-baik, aku ingin memiliki gadis itu
Selama bertahun-tahun, aku tergelincir menjadi preman
Ingin bertaubat sepenuh hati dan mendapatkan istri yang beriman

Tobat Tidak Lagi-lagi, kadang lurus kadang bengkok
Pikirkan baik-baik, aku ingin memiliki gadis itu
Selama bertahun-tahun, aku tergelincir menjadi preman
Ingin bertaubat sepenuh hati dan mendapatkan istri yang beriman

Baca juga:Pemeran Jamal “Preman Pensiun” diamankan Polisi Karena Kepemilikan Sabu

Berikut Makna dari lirik lagunya:

Puisi ini menggambarkan perjalanan hidup seseorang yang pada awalnya merupakan seorang santri lulusan pondok pesantren, yang biasanya dianggap suci dan terpelajar. Namun, kemudian, ia terlibat dalam kehidupan yang tidak sesuai dengan ajaran agama dan tradisi pondok pesantren. Dia mulai merokok dan kehilangan sopan santun yang diajarkan di pondok. Kata-kata “Tobat kapok” mencerminkan kesadaran dirinya yang merasa telah terlalu jauh menyimpang dari ajaran agama dan ingin bertaubat. Puisi ini menggambarkan perjalanan dari kesucian dan kepatutan menjadi preman yang tidak beriman, dan akhirnya, keinginan untuk kembali ke jalan yang benar dengan penuh iman.

Puisi ini mencerminkan perubahan dan kegelisahan dalam hidup seseorang, serta kerinduan untuk kembali kepada nilai-nilai agama dan kebaikan yang diajarkan sejak kecil di pondok pesantren. Ini adalah cerita tentang pencarian kembali identitas dan kehidupan yang lebih bermakna setelah terjatuh ke dalam jalan yang keliru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *