Palembang Darurat Kabut Asap, Pemkot Siapkan 6 Miliar

ilustrasi kabut asap

Palembang, Sumatera Selatan – Kota Palembang, Sumatera Selatan, masih dalam cengkeraman kabut asap yang mengkhawatirkan. Kabut asap ini telah menyebabkan sejumlah warga terserang Infeksi Saluran Napas Akut (ISPA), mengakibatkan dampak kesehatan yang serius. Pemerintah Kota Palembang (Pemkot) merespons situasi ini dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp6 miliar untuk penanganan ISPA.

Menurut data terbaru, jumlah penderita ISPA di Kota Palembang mencapai lebih dari 14 ribu pada akhir September. Angka ini terus meningkat seiring dengan buruknya kualitas udara akibat kabut asap yang masih menyelimuti kota ini.

Pj Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, mengungkapkan keprihatinan atas tingginya jumlah penderita ISPA ini. Meskipun kabut asap bukan berasal dari Palembang, dampaknya sangat dirasakan oleh masyarakat setempat.

“Ini menyangkut kesehatan masyarakat karena penderita ISPA begitu tinggi, meskipun asapnya bukan dari Palembang,” kata Dewa.

Dia juga menjelaskan bahwa berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan baru diharapkan turun pada awal November 2023. Hal ini berarti bahwa kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kemungkinan akan terus mengancam Kota Palembang.

“Kita perlu terus melakukan antisipasi agar tidak terjadi lonjakan kasus ISPA ketika hujan turun di awal November,” tambah Dewa. Ia berharap bahwa dengan turunnya hujan, kualitas udara di Kota Palembang akan kembali normal.

Selain itu, Dewa juga mengungkapkan harapannya agar daerah yang menjadi sumber karhutla segera dapat ditangani. Hal ini diharapkan dapat mencegah asap dari terus terbawa ke Kota Palembang.

Diketahui bahwa karhutla masih terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), yang memiliki luasan lahan gambut terbesar. Titik panas juga muncul di Ogan Ilir, yang menyebabkan asap karhutla terbawa angin ke Palembang. Karhutla juga terjadi di beberapa wilayah lainnya di Sumatera Selatan, termasuk Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Banyuasin, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Banyuasin, dan Muara Enim.

Peningkatan drastis terjadi pada bulan September 2023, dengan penambahan luasan lahan terbakar mencapai sekitar 28.413 hektare. Ferdian Kristanto, Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim, Kebakaran Hutan, dan Lahan (BPPIKHL) Wilayah Sumatera, mengungkapkan bahwa fokus saat ini adalah pemadaman karhutla di Kabupaten OKI.

Selain upaya pemadaman, pihak berwenang juga telah berkoordinasi dengan perusahaan perkebunan untuk berpartisipasi dalam penanganan karhutla. Semua pihak berharap agar situasi ini dapat segera teratasi demi kesejahteraan masyarakat dan kualitas udara yang lebih baik di Kota Pale

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *