Komedian Yadi Sembako Dilaporkan Terkait Dugaan Penipuan dan Penggelapan Sebesar Rp 198 Juta

Sumber: tangkapan layar youtube ini talkshow

TANGERANG SELATAN – Komedian terkenal Yadi Sembako, yang juga menjabat sebagai direktur PT Gudang Artis, mendapati dirinya terperangkap dalam kontroversi hukum serius. Muhammad Adri Permana, seorang individu yang terkait dengan perusahaan tersebut, melaporkan Yadi Sembako ke Polres Metro Tangerang Selatan atas dugaan penipuan dan penggelapan yang mencapai jumlah signifikan, yaitu Rp 198 juta.

Peristiwa ini terkait dengan acara yang diselenggarakan oleh PT Gudang Artis, yang memiliki Yadi Sembako sebagai direktur perusahaan, sedangkan Gus Anom menjabat sebagai founder sekaligus komisaris. Dalam konteks acara tersebut, terdapat klaim bahwa pihak Gudang Artis belum membayar para artis yang diundang untuk mengisi acara tersebut.

Bacaan Lainnya

“Kerugian sebesar Rp 198 juta ini hanya dialami oleh para vendor. Terkait dengan artis yang diundang, saya telah mendengar bahwa pembayaran juga belum dilakukan,” ungkap Muhammad Adri di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Selasa (19/9/2023).

Muhammad Adri juga menunjukkan bahwa sekitar 25 artis mengisi acara tersebut, dan imbasnya adalah adanya tuntutan pembayaran oleh koordinator artis yang terlibat.

“Ada beberapa artis yang menjadi pengisi acara, jumlahnya sekitar 25 artis, dan koordinator artis, Ibu Ika, terus-menerus ditekan oleh para artis untuk mendapatkan pembayaran yang seharusnya mereka terima,” kata Muhammad Adri.

Saat ditanya mengenai nama-nama artis yang terlibat dalam kasus ini, Muhammad Adri menyatakan bahwa ia tidak memiliki informasi yang pasti dan hanya mendapatkan kabar tersebut dari Ibu Ika.

“Tentu saja, saya tidak memiliki rincian nama-nama artis yang belum menerima pembayaran. Saya hanya mengetahui bahwa beberapa artis belum menerima pembayaran karena kontribusi mereka dalam acara tersebut cukup signifikan,” tambahnya.

Muhammad Adri memilih untuk tidak memberikan komentar lebih lanjut mengenai masalah pembayaran yang belum terselesaikan kepada para artis, karena ia lebih fokus pada bukti yang dia pegang sebagai vendor yang telah dirugikan.

“Ada beberapa artis yang terlibat dalam masalah ini, mungkin semuanya belum menerima pembayaran. Saya sebagai vendor memiliki bukti pembayaran, tetapi masalahnya berbeda dengan para artis yang mungkin tidak memiliki bukti yang cukup kuat, sehingga kasus ini menjadi lebih kompleks,” tegasnya.

Kasus ini terus menjadi sorotan dan menimbulkan pertanyaan tentang kewajiban perusahaan terkait dalam pembayaran kepada para artis yang telah berkontribusi dalam acara tersebut. Semua pihak akan menanti perkembangan lebih lanjut dari pihak berwenang untuk mengungkap kebenaran di balik dugaan penipuan dan penggelapan ini.