JAKARTA – Prilly Latuconsina, bintang terkenal di dunia hiburan Tanah Air, mengungkapkan bahwa dirinya telah menjalani masa kesendirian yang cukup lama. Selama dua tahun setelah putus dari hubungan dengan Irzan Faiq, Prilly tidak pernah terlihat lagi bersama pasangan baru.
Dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh TS Media dan diunggah di platform YouTube pada Jumat (1/9/2023), Prilly menjelaskan alasan di balik statusnya yang masih sendiri. “Beneran sumpah gak ada yang deketin,” kata Prilly dengan tulus. Hal ini membuat banyak orang penasaran, mengingat popularitas dan pesona Prilly yang tak diragukan lagi.
Teman-teman dekat Prilly seolah merasa penasaran dengan kondisinya dan memberikan saran-saran untuk mengatasi situasi ini. Salah satu saran yang menarik perhatian adalah bahwa Prilly sebaiknya berani mendekati pria yang menarik minatnya. “Sekarang itu kata teman aku, harus aku yang deketin duluan,” cerita Prilly dengan senyum.
Namun, meskipun mendapat saran yang cukup menarik tersebut, Prilly tidak serta-merta mengambil tindakan. Ada satu hal yang membuatnya ragu untuk melakukannya, yaitu rasa gengsi. “Tapi kan kita gengsi ya,” ungkapnya dengan jujur. Rasa malu dan keraguan ini seringkali menjadi hambatan dalam upaya untuk membangun hubungan baru.
Dalam perbincangan tersebut, Prilly juga mengungkapkan tipe pria yang sesuai dengan kriteria hatinya. Bagi Prilly, sangat penting bahwa calon pasangannya bisa menerima pekerjaannya di dunia hiburan. Dunia ini tidak mengenal jam kerja yang tetap, dan Prilly berharap pasangannya kelak tidak membuatnya harus memilih antara karier dan cinta.
Mantan kekasih Maxime Bouttier ini memang dikenal memiliki tekad dan prinsip kuat. Meskipun kehidupan asmara sepertinya belum memberikan sentuhan khusus, Prilly terus menjalani hari-harinya dengan semangat dan dedikasi pada karier yang telah membangun namanya.
Dalam suasana industri hiburan yang penuh gemerlap, Prilly Latuconsina tetap kokoh dengan jati dirinya. Semoga suatu saat nanti, cinta yang berarti akan datang menyapanya, tanpa harus mengabaikan nilai-nilai yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupannya.
