Dian Sastrowardoyo Perankan Ibu AI di ‘Esok Tanpa Ibu’, Akui Karakter ‘Jayus’
Aktris Dian Sastrowardoyo kembali hadir menyapa penonton melalui film terbarunya, Esok Tanpa Ibu. Dalam proyek ini, Dian tidak hanya tampil sebagai pemeran utama, tetapi juga terlibat sebagai produser, menjadikannya sebuah karya yang sangat personal.
Film ini mengeksplorasi peran seorang ibu dengan pendekatan yang berbeda dari karakter-karakter yang pernah diperankan Dian sebelumnya. Tantangan terbesarnya justru datang saat ia harus menghidupkan sosok ibu dalam bentuk kecerdasan buatan atau AI.
Menurut Dian, membangun karakter ibu versi AI agar terasa otentik menjadi bagian tersulit. Ia mengungkapkan, “Yang menantang sebenarnya pada saat aku memerankan karakter AI, jadi untuk bisa mendapatkan arahan karakter yang tepat aku jadinya sering ngobrol sama AI yang ada di cellphone aku.”
Kebiasaan ini bahkan berlanjut pada peniruan intonasi bicara AI. “Terus aku jadi kebiasaan sama intonasi nya AI yang ada di hp aku,” ujarnya, yang kemudian ia adaptasi untuk kebutuhan aktingnya.
Di kehidupan nyata, Dian adalah seorang ibu dari anak-anak yang usianya tidak terpaut jauh dari karakter dalam film. Ia mengaku bahwa interaksinya di rumah terkadang sama canggungnya dengan karakter yang ia perankan.
“Di awal film ini seperti interaksi aku di rumah dengan anak-anak dan aku sejayus itu,” tuturnya sambil tertawa. Ia menambahkan bahwa karakter Laras yang ia perankan memiliki sisi humor yang canggung dan terkadang memalukan.
“Jadi yang menarik adalah peran Laras ini karakternya juga jayus jadi cringe begitu,” ucapnya. Sisi ini terasa sangat dekat dengan kehidupan pribadinya, di mana ia kerap mendapat komentar dari anak-anaknya mengenai sikapnya yang dianggap memalukan.
“Dan itu seperti kehidupan aku yang sering anakku bilang kalau aku cringe,” katanya jujur, yang membuat aktingnya terasa lebih hidup dan natural.
Film Esok Tanpa Ibu dihadirkan dari sudut pandang seorang ibu yang memiliki anak remaja. Dian berharap film ini dapat membuat para ibu merasa terwakili.
“Aku mau ibu-ibu di luar sana merasa terwakili oleh aku yang juga sebagai ibu,” ujar Dian. Ia berharap film ini dapat menjadi jembatan emosional antara orang tua dan anak.
“Nonton film ini jadi merasa terpanggil untuk menjalin hubungan lebih baik lagi dengan anak-anaknya yang sedang dalam masa remaja,” pungkasnya.
Sumber: Grid.id