Prabowo Subianto adalah salah satu tokoh politik yang berasal dari kalangan tentara yang mulai debut karir politiknya di tahun 2004 menjadi Bakal Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden pada tahun 2009.
Prabowo Subianto dilahirkan pada tanggal 17 Oktober 1951, Prabowo merupakan anak dari pakar Ekonomi Indonesia pada zaman Soekarno dan Soeharto yaitu Prof Soemitro Djojohadikusumo. Ibu Prabowo bernama Dora Marie Sigar yang berasal dari Manado.
Nama Lengkap : Prabowo Subianto Djojohadikusumo
Lahir : 17 Oktober 1951, Jakarta
Agama : Islam
Orang Tua : Prof Soemitro Djojohadikusumo (ayah), Dora Marie Sigar (ibu)
Saudara : Hashim Djojohadikusumo, Maryani Djojohadikusumo, Bianti Djiwandono
Istri : Siti Hediati Hariyadi
Anak : Didit Prabowo
Kekayaan : 1.9 Triliun Rupiah (elhkpn.kpk.go.id, 2018)
Prabowo mengawali karier militernya di TNI Angkatan Darat pada tahun 1974 sebagai seorang Letnan Dua setelah lulus dari Akademi Militer di Magelang.
Dari tahun 1976 hingga 1985, Prabowo bertugas di Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha), pasukan khusus Angkatan Darat pada saat itu. Salah satu penugasan pertamanya adalah sebagai komandan pleton pada Grup I/Para Komando yang menjadi bagian dari pasukan operasi Tim Nanggala di Timor Timur. Berusia 26 tahun, Prabowo merupakan salah satu komandan pleton termuda dalam operasi tersebut. Ia berperan besar dalam memimpin sebuah misi penangkapan terhadap Nicolau dos Reis Lobato, pemimpin Fretilin yang pada saat Operasi Seroja menjabat sebagai Perdana Menteri. Dengan bantuan adiknya sendiri Antonio Lobato, kompi Prabowo menemukan Lobato di Maubisse, sebuah kota kecil lima puluh kilometer di selatan Dili. Ia tewas tertembak di perut saat bertempur di Lembah Mindelo pada 31 Desember 1978; salah satu peristiwa yang menandai berakhirnya perlawanan terbuka Fretilin terhadap invasi militer Indonesia dan bermulanya pendudukan militer atas bekas wilayah jajahan Portugal tersebut. Pada tahun 1983, Prabowo telah menjabat sebagai wakil komandan pada Detasemen Khusus 81 (Penanggulangan Teror) di Kopassandha.
Prabowo mendampingi misi ekspedisi Everest.
Pada tahun 1985, Prabowo menjadi wakil komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 (Yonif Para Raider 328/Dirgahayu), pasukan para raider di Kostrad. Dua tahun kemudian, setelah menamatkan pelatihan Special Forces Officer Course di Fort Benning ia menjadi komandan batalyon tersebut; jabatan yang dijabatnya selama tiga tahun. Pada 1991, ia menjabat sebagai kepala staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17 (Brigif Para Raider 17/Kujang I), yang bermarkas di Cijantung. Dalam kapasitas itu, Prabowo yang saat itu telah berpangkat letnan kolonel terlibat dalam operasi pemburuan dan penangkapan Xanana Gusmao, salah satu tokoh pemimpin gerilyawan Fretilin.