Inilah Tokoh Wiji Thukul Dalam Film Istirahatkanlah Kata-Kata

selebriti.co.id – Seorang tokoh yang bernama Wiji Thukul, merupakan seorang aktivis tahun 90an merupakan simbol dari perlawanan serta perjuangan pada para pemimpin yang menindas. Kisahnya kini, telah dirangkum dalam sebuah film yang berjudul Istirahatlah Kata-Kata.

Aktivis, dan juga tokoh pejuang ini memiliki nama asli Widji Widodo. Beliau lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada 26 Agustus 1963. Beliau, hilang diduga diculik pada 27 Juli 1998, hingga sekarang tidak jelas dimana beliau berada.

Bacaan Lainnya

Perlu kita tahu bahwa beliau, yakni Wiji Thukul tidak muncul keberadaannya semenjak peristiwa lengsernya Presiden Soeharto. Beliau hilang, hingga kini belum diketahui keberadaanya. Bahkan, tak ada mayat yang pernah ditemukan hingga saat ini. Dengan proses pencarian sebagai orang hilang bahkan selama bertahun-tahun, juga belum ditemukan sampai kini.

Dalam film ini, tentunya akan mengingatkan para penonton mengenai penyelesaian masalah hak asasi manusia belumlah tuntas, lantara Wiji Thukul menjadi bagian cerita penting didalam sejarah Orde Baru yang tidak bisa diabaikan begitu saja.

Tokoh Wiji Thukul, sudah menulis puisi semenjak beliau SD serta tertarik pada dunia teater ketika beliau duduk di bangku SMP. Bahkan, beliau juga pernah ngamen puisi keluar masuk kampung serta kota. Untuk menghidupi kehidupan sehari-hari beliau juga berjualan koran, menjadi tukang pelitur, menjadi calo karcis dibioskop.

Beliau merupakan, penyair yang sangat kritis terhadap ketidak adilan dari penguasa, rezim Soeharto. Dimana telah memegang selama 30an tahun dalam memegang pemerintahan di Indonesia serta juga telah mematikan demokrasi. Karya puisi-puisi beliau, bahkan selalu diteriakkan dalam demonstrasi-demonstrasi.

Waktu itu, tepatnya pada Juli 1996, terjadi kerusuhan di Jakarta. Beliau serta beberapa aktivis pro terhadap demokrasi ditetapkan sebagai tersangka pemicu dari kerusuhan. Wiji Thukul lantas, melarikan diri ke kota Pontianak hampir selama 8 bulan. Beliau, juga berpindah-pindah rumah tinggal.

Status beliau, yang menjadi buronan tersebut tak lantas membuat beliau berhenti berkarya, tetapi beliau tetap menulis puisi serta beberapa cerpen dengan menggunakan pena lain. Bahkan beliau sempat berganti identitas, untuk mengelabuhi administrasi negara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *