Siji sing tak temoni genah
Jelas ning adepanku
Uayumu gawe aku sarwo salah tingkah
Neng ngarepanmu
Wit witan do ngingeti
Lintang lintange nyekseni
Gemricike banyu mili
Koyo to njelaske roso senengku
Rasah mbok angen-angen
Wong sing mbiyen ngalarani
Timbang ngeboti
Ning nyatane mung di apusi
Jajalen aku
Wong sing opo anane iki
Gemati…Ngangeni…
Ra mungkin ngelarani
Pripun dek.. ahahaaa
Yen sios ngersaake sampun katresnan
Heyy… niki sampun cemepak wujude
Wit witan do ngingeti
Lintang lintange nyekseni
Gemricike banyu mili
Koyo to njelaske roso senengku
Rasah mbok angen-angen
Wong sing mbiyen ngalarani
Timbang ngeboti
Ning nyatane mung di apusi
Jajalen aku
Wong sing opo anane iki
Gemati…Ngangeni…
Gemati…Ngangeni…
Ra mungkin ngelarani
Uayumu nggawe aku sarwo salah
Salahmu ayu
Berikut makna dan Arti dari lirik lagu ini
Lirik lagu ini menciptakan gambaran perasaan yang rumit dan konflik dalam hubungan. Pada bagian awal, penyanyi merinci perasaannya yang terasa jelas dan terang, tetapi kontras dengan perilaku atau sikap pasangan yang membuatnya bingung. Ada rasa penyesalan dan kebingungan karena sikap pasangan yang sering salah tingkah dan tidak sesuai dengan harapan. Secara metaforis, lintang-lintang yang disebutkan dalam lirik bisa menggambarkan kebingungan dan kerumitan dalam hubungan tersebut.
Pada bagian kedua, lirik menciptakan gambaran alam dan elemen alam seperti banyu (air) yang gemricik. Ini mungkin mencerminkan keraguan dan kegelisahan yang terjadi di dalam diri penyanyi, seolah-olah ada pertentangan batin yang diwakili oleh elemen alam. Penyanyi juga mengungkapkan rasa ingin tahu dan kerinduan yang mendalam terhadap pasangannya, meskipun ada ketidakpastian apakah perasaan tersebut akan terbalas ataukah terpendam.
Keseluruhan, lirik lagu ini menciptakan narasi perjalanan emosional yang penuh dengan konflik, kebingungan, dan harapan dalam hubungan asmara. Ada keinginan untuk memahami dan meresapi perasaan, tetapi juga terdapat pengakuan bahwa mungkin tidak semua harapan dapat terpenuhi dalam hubungan tersebut.