Lirik, Terjemahan dan Makna atau Arti Lagu KISINAN 2 – Difarina Indra Adella

Atine sopo seng kuat
yen mung dadi ladang curhat
hari hari rasane kecewa berat

Sopo wong sing ora mangkel
rasane koyo di serkel
sirah mumet atine kecewa dobel

Bacaan Lainnya

Bridge :

Koyo koyo nduweni
wes kadung sepenuh hati
jebule mung baleni
kisinan terulang lagi

Reff :

Bola bali nggo dolanan
Bola bali wes kapusan
Janji manis naliko awal pacaran

Dadi badut tak lakoni
Dadi payung wes ngalami
Kadung elos ora mikir cinta tak pasrahke gusti

Terjemahan Bahasa Indonesia

Pikiran siapa yang kuat
jika hanya menjadi ladang curhat
setiap hari rasanya sangat kecewa

Siapa yang tidak marah
rasanya seperti di dalam lingkaran
pikiran kacau, hati kecewa berlipat ganda

Jembatan:

Seperti memiliki
sudah sepenuh hati
ternyata hanya berbalas
kisah yang terulang lagi

Refren:

Bola bali untuk bermain
Bola bali sudah terlewat
Janji manis sejak awal pacaran

Jadi badut yang ku jalani
Jadi payung yang sudah mengalami
Sudah tidak peduli, tidak memikirkan cinta, menyerahkan pada Tuhan

Berikut makna dan Arti dari lirik lagu ini

Lirik lagu ini menggambarkan perasaan kecewa dan frustrasi dalam sebuah hubungan. Penggunaan metafora “ladang curhat” menciptakan gambaran bahwa pikiran seseorang hanya menjadi tempat untuk menyampaikan keluhan tanpa mendapatkan solusi. Setiap hari diisi dengan rasa kecewa yang berat, menciptakan atmosfer negatif dalam hubungan tersebut. Penggunaan kata “rasanya seperti di dalam lingkaran” menunjukkan bahwa perasaan marah dan kecewa menjadi siklus yang sulit terputus.

Jembatan dalam lirik menyoroti kesalahpahaman dan kekecewaan dalam hubungan. Meskipun seorang individu berinvestasi sepenuh hati, ternyata hubungan tersebut hanya berbuah kekecewaan yang berulang. Refren menekankan ketidakpastian dan kehilangan dalam hubungan dengan perumpamaan “Bola bali yang terlewat” menggambarkan peluang untuk bermain dan menciptakan kenangan yang kini telah terlewatkan. Janji manis pada awal pacaran kini terabaikan, dan kehidupan cinta menjadi semakin rumit.

Puncaknya, lirik menciptakan gambaran simbolis tentang menjadi “badut” dan “payung.” Seolah menjadi badut, seseorang menjalani peran dan ketidakpastian dalam hubungan, sedangkan menjadi payung mencerminkan pengalaman dan perlindungan yang telah dijalani. Lirik ini menyiratkan bahwa sekarang seseorang sudah tidak peduli dan memilih untuk menyerahkan segala hal pada Tuhan, menciptakan nuansa penerimaan dan kepasrahan terhadap takdir hubungan tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *