Kemudian, lirik menyiratkan bahwa melanjutkan hubungan tersebut hanya akan menambah lara dan menimbulkan beban kesedihan yang lebih besar. Tingginya “balungan” atau struktur hubungan yang telah rusak menjadi penghambat untuk melupakan dan melangkah maju. Penyanyi menyadari bahwa mencari kata-kata untuk menyembuhkan luka tidak lagi relevan, dan setelah cukup waktu menunggu, ia memutuskan untuk berhenti menanti dan bermain-main dengan hatinya sendiri. Refrain lagu menyampaikan bahwa meskipun hati ini pernah hujan air mata, sekarang sudah terang benderang, meski terkadang masih teringat kenangan yang menyakitkan. Akhirnya, lirik menggambarkan bahwa kisah lama itu hanya meninggalkan bekas di hati, dan air mata hati yang ingin diberikan sebelumnya kini telah cukup, tanpa ada balasan lagi.