Kepala Kelompok Foreskater BMKG DIY, Romadi, juga memberikan penjelasan serupa. Menurutnya, fenomena kabut sering kali disebabkan oleh suhu udara dingin yang diikuti oleh kelembapan udara permukaan yang tinggi. Kabut terbentuk ketika udara yang relatif hangat dan lembab mengalir di atas permukaan yang lebih dingin. Ini mengakibatkan kondensasi air di udara, membentuk kabut yang sering kita lihat di pantai atau di atas lautan.
Baca juga:Siskaeee Berkunjung ke Kamboja Sebelum Datang ke Polda Metro Jaya
Namun, Romadi juga menjelaskan bahwa kabut yang terbentuk di perairan selama siang hari cenderung bersifat sementara. Kabut ini dapat dengan cepat hilang ketika matahari semakin tinggi dan memanaskan udara di atas permukaan air. Meskipun begitu, kabut dapat berdampak pada navigasi dan aktivitas di perairan, terutama jika jarak pandang menjadi sangat terbatas.
Untuk itu, Romadi memberikan imbauan kepada masyarakat, terutama para nelayan dan pengemudi lalu lintas, untuk tetap berhati-hati ketika berada dalam kondisi kabut. Karena lamanya fenomena kabut tidak dapat diprediksi, berhati-hati adalah langkah bijak untuk menjaga keselamatan.
Baca juga:Kontroversi Rencana Bersih-bersih Pantai Pandawara Grup di Pantai Loji di kampung Cibutun-Sukabumi