“Saya pukul kayu benar, saya pukul ranselnya, anaknya itu menggunakan ransel, langsung saya buang bambunya (setelah pukul ransel MAS),” kata Akbar Sarosa.
Ia melanjutkan, “Saya sengaja mengenai tasnya, jika tidak anak itu bisa cidera cukup fatal, sehingga saya mengenai tasnya.”
Akbar Sarosa kemudian menjelaskan bahwa tindakan tersebut diambilnya sebagai upaya untuk memberikan disiplin kepada muridnya. Namun, ia mengakui bahwa menggunakan kekerasan sebagai sarana disiplin adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan.