Meski Marjam memahami bahwa Aldila mungkin bingung setelah perceraian mereka, sebagai seorang wanita, ia berharap putrinya dapat melangkah maju dan tidak terjebak dalam masa lalu. “Dila, jangan bodoh sebagai perempuan, maju terus. Saya di belakangmu, kita bisa mencari tempat tinggal baru, kita maju bersama,” ucap Marjam dengan nada haru.
Namun, upaya Marjam untuk memberikan solusi kepada Aldila sepertinya tidak membuahkan hasil, karena sang putri tampak lebih memilih untuk mengenang masa lalu. Ini membuat ibunya sangat sedih. “Dila, kamu aman bersama saya atau kamu ingin kembali ke Malaysia, itu pilihanmu. Kita bisa berkomunikasi lewat video call. Tapi menurut saya, kamu terlalu terburu-buru,” ungkapnya.
Marjam juga mengungkapkan rasa rindunya kepada dua cucunya, Daphne dan Anabell, yang sudah berbulan-bulan tidak ia temui karena putusnya komunikasi dengan Aldila. Ia bahkan memiliki barang-barang kesayangan cucunya yang ia simpan dengan penuh kasih, agar ia selalu ingat pada mereka.