Perayaan Natal identik dengan suasana meriah, lampu warna-warni, dan berbagai tradisi khas yang menghiasi banyak negara di dunia. Namun, tidak semua negara ikut merasakan atmosfer tersebut karena alasan budaya, agama, hingga kebijakan pemerintahan.
Beberapa negara justru memiliki aturan khusus yang membuat perayaan Natal tidak dilakukan atau dibatasi secara ketat. Berikut ini daftar tujuh negara yang tidak merayakan Natal.
Afganistan
Dengan mayoritas warga beragama Islam, Afganistan tidak menjadikan Natal sebagai hari libur resmi. Komunitas non-Muslim pun jarang merayakannya secara terbuka karena masih ada kekhawatiran terhadap potensi serangan bernuansa agama.
Arab Saudi
Di Arab Saudi, perayaan Natal hanya diperbolehkan dilakukan secara pribadi oleh para ekspatriat. Kegiatan ibadah di gereja tidak bisa diadakan secara publik, sehingga umat Kristen menjalankannya secara tertutup dan jauh dari ruang umum.
Tajikistan
Tajikistan menerapkan aturan ketat yang melarang penggunaan atribut Natal, terutama di lingkungan pendidikan. Pohon Natal, pemberian hadiah, dan kembang api yang berkaitan dengan perayaan ini tidak diperbolehkan.
Somalia
Somalia melarang perayaan Natal karena dinilai tidak sesuai dengan tradisi keagamaan penduduknya yang mayoritas Muslim. Kebijakan ini membuat tidak ada bentuk perayaan resmi yang terlihat di negara tersebut.
Libya
Negara ini menjadikan perayaan Natal bukan sebagai hari libur. Selain itu, penjualan ornamen atau hadiah Natal bahkan dilarang dan hal ini tetap berlaku walaupun terdapat komunitas kecil umat Kristen di negara tersebut.
Yaman
Yaman yang penduduknya lebih dari 99 persen beragama Islam hampir tidak menampilkan perayaan Natal dalam kehidupan sehari-hari. Tradisi tersebut tidak terlihat karena negara ini sangat kental dengan budaya dan keyakinan Islam.
Korea Utara
Menurut seorang pembelot dari Korea Utara, Timothy Cho, merayakan Natal di negara tersebut sangat berbahaya. Rezim Kim Jong Un disebut akan langsung mengeksekusi mati di tempat bagi siapa saja yang merayakannya.
Memiliki agama di negara ini merupakan sesuatu yang terlarang. Jika pada tanggal 24 Desember negara lain merayakan Natal, di Korea Utara justru melakukan perayaan kelahiran Kim Jong Suk, istri dari pemimpin pertama Kim Il Sung, dan nenek dari Kim Jong Un.
“Rezim Kim akan memerintahkan rakyatnya menunjukkan loyalitas penuh kepada keluarga Kim. Jika seseorang ditangkap setelah merayakan Natal secara diam-diam, mereka pasti akan langsung dibunuh,” ujar Timothy Cho.
Sumber: Grid.id






