Palestina – Militer Israel mengonfirmasi kematian Yahya Sinwar, pemimpin senior Hamas, dalam sebuah baku tembak di Jalur Gaza. Israel memuji peristiwa tersebut sebagai salah satu pukulan terbesar terhadap Hamas sejak dimulainya perang pada Oktober 2023.
Namun, di tengah kabar kematian Sinwar, Iran menyatakan bahwa hal ini justru akan memperkuat semangat perlawanan terhadap Israel.
Kematian Sinwar memicu respons keras dari Teheran yang menyebut tokoh tersebut sebagai simbol perjuangan bagi Palestina.
Berikut adalah rangkuman dari peristiwa tersebut:
Kematian Yahya Sinwar dalam Baku Tembak
Militer Israel (IDF) mengonfirmasi kematian Yahya Sinwar, pemimpin tertinggi Hamas di Jalur Gaza, dalam sebuah baku tembak di wilayah Rafah.
Sinwar, yang telah menjadi salah satu target utama IDF sejak awal perang Gaza pada 7 Oktober 2023, tewas setelah serangkaian operasi militer dan intelijen.
Juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, menjelaskan bahwa Sinwar ditemukan dalam kondisi terluka setelah dikejar dari rumah ke rumah di wilayah Gaza selatan. Dia berusaha melarikan diri, tetapi akhirnya ditemukan dengan sebuah pistol dan sejumlah uang tunai.
“Pasukan kami berhasil melacak dan melenyapkan Sinwar setelah ia terluka dalam baku tembak. Kami menemukannya dengan senjata di tangan dan uang yang ia bawa saat melarikan diri,” ungkap Hagari dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Netanyahu Tegaskan: Kematian Yahya Sinwar Bukan Akhir dari Perang Gaza
Israel Mengklaim Pukulan Terbesar Terhadap Hamas
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyambut kematian Sinwar sebagai awal dari akhir perang di Gaza. Dalam pernyataannya, Netanyahu menyebut bahwa meskipun perang belum berakhir, peristiwa ini merupakan titik balik signifikan.