James Preston Poole dari Discussing Film menyebut visualnya mampu membuat penonton merasakan suasana mimpi buruk yang hidup.
Desain suara yang padat oleh Dan Kenyon juga mendapat pengakuan, sering kali membaurkan suara ambien dengan musik yang menyeramkan dari Cristobal Tapia de Veer.
Kombinasi ini menciptakan pengalaman horor yang semakin memikat dan mengganggu.
Baca juga: Teror Horor! Niken Anjani Berani Main Film Horor Meski Penakut
Naskah yang Berkembang
Tessa Smith mengungkapkan bahwa penulis dan sutradara Parker Finn berhasil mengembangkan cerita dengan membawa lebih banyak elemen baru.
Namun, beberapa kritikus, seperti Brittany Patrice Witherspoon dari Screen Rant, merasa bahwa kali ini Finn terlalu banyak memasukkan elemen humor, sehingga mengurangi fokus cerita pada isu-isu kesehatan mental yang ada di film pertama.
David Rooney berpendapat bahwa Finn perlu lebih fokus pada keterampilan bercerita, karena beberapa bagian film terasa terlalu berlebihan dan melebar dari inti cerita.
Kesimpulan dan Harapan untuk Franchise Masa Depan
Meskipun ada beberapa kelemahan, Smile 2 tetap memberikan pengalaman horor yang memuaskan, terutama bagi penggemar genre ini.
Jonathan Sim dari ComingSoon.net menilai film ini sebagai salah satu film horor terbaik tahun 2024, dengan akhir cerita yang akan membuat penonton terkejut dan ingin lebih.
Apakah akan ada Smile 3? Banyak kritikus merasa bahwa franchise ini masih memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut, selama Finn mampu membawa cerita ke arah yang lebih segar.(*)