Mahasiswa Bunuh diri di Gunungpati, Semarang, Keluarga: Anaknya Nggak Neko-Neko

bunuh diri

Dedi menambahkan bahwa F kerap mengungkapkan rasa lelah dan capek, namun tidak menjelaskan lebih jauh mengenai masalah yang dihadapinya.

“Dia pernah tanya lebih dari tiga kali, ‘enak nggak sih bunuh diri?’ Saya sama sekali nggak menyangka, karena dia selalu bilang capek aja,” ungkap Dedi.

Bacaan Lainnya

Baca juga: Mahasiswi Udinus Asal Kapuas Bunuh Diri, Polisi Periksa Pacar Korban, Tidak Ditemukan Tanda Penganiayaan

Pesan Penting untuk Publik

Kasus tragis ini menjadi pengingat bahwa penting bagi kita untuk lebih peka terhadap orang-orang di sekitar yang mungkin sedang berjuang melawan beban mental dan emosional.

Keluarga, teman, dan orang terdekat memiliki peran penting dalam mendeteksi tanda-tanda gangguan kesehatan mental, serta mendukung mereka yang memerlukan bantuan.

Bagi siapa pun yang merasakan gejala depresi atau memiliki pikiran untuk bunuh diri, sangat penting untuk segera mencari bantuan profesional seperti psikolog, psikiater, atau klinik kesehatan mental.

Setiap nyawa sangat berharga, dan tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan dukungan yang tepat.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *