Kronologi Duel Maut Kakek-Kakek Lansia Kakak Adik di Blitar

ilustrasi pembunuhan

Sebuah tragedi mendalam terguncang Desa Kedawung, Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada Sabtu malam (28/10/2023). Kasiran (63) melakukan tindakan mengerikan dengan mengakhiri hidup saudaranya sendiri, Kadir (68), dalam sebuah perkelahian yang berakhir tragis.

Kronologi perkelahian ini dimulai di dekat rumah mereka yang hanya berjarak tujuh meter. Kadir meninggal dunia dengan luka serius di bagian kepala akibat benda tumpul, sedangkan Kasiran mengalami luka parah di kepala dan punggung akibat serangan benda tajam. Keduanya kemudian menjalani perawatan medis, dengan Kasiran mendapatkan lima jahitan di luka-lukanya.

Bacaan Lainnya

Baca juga:Kakek-Kakek Bersaudara Berkelahi, Sang Kakak Tewas di Tangan Adik

Polisi yang menangani kasus ini mencatat bahwa dalam duel tragis tersebut, diduga keduanya membawa senjata, dan motif di balik perseteruan yang berakhir maut ini masih dalam penyelidikan. Informasi awal menunjukkan bahwa kakak beradik ini sering kali terlibat dalam konflik, dan warga sekitar sering takut untuk ikut campur dalam cek-cok mereka. Kadir dikenal sebagai sosok yang pemarah dan pendendam, bahkan pernah terlibat dalam kasus kekerasan sebelumnya, yang mengakibatkan cedera serius pada tetangganya.

Tragedi ini juga menyoroti kekhawatiran masyarakat terkait eskalasi konflik yang lebih luas di lingkungan mereka. Tetangga dari kakak-adik ini bahkan enggan mendekati tempat perkelahian karena takut akan kemarahan Kadir. Mereka takut akan dimusuhi oleh Kadir jika mereka mencoba melerai perkelahian tersebut. Baik Kadir maupun Kasiran telah hidup sebagai duda setelah kehilangan istri mereka beberapa tahun lalu, dan meskipun usianya sudah lanjut, Kadir dikenal sebagai individu yang sulit diredam dan memiliki riwayat kekerasan yang mencemaskan.

Baca juga:Cekcok berujung Duel Mematikan di Kafe Mutiara Buton, Cemburu Buta Merenggut Nyawa

Dalam insiden serupa lebih dari setahun yang lalu, Kadir telah menyerang sepasang suami istri tetangganya dengan menggunakan palu, menyebabkan luka parah pada korbannya. Ia dilaporkan ke polisi dan menjalani hukuman kurungan atas tindakan kekerasannya. Setelah bebas dari penjara, Kadir kembali terlibat dalam aksi kekerasan dengan menyerang adiknya sendiri, Kasiran, menggunakan balok kayu.

Perkelahian maut ini menggambarkan gambaran yang sangat kelam tentang bagaimana perseteruan keluarga dapat berujung pada tindakan kekerasan mematikan. Tragedi ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya campur tangan pihak berwenang dalam menangani kasus kekerasan intra-keluarga, serta perlunya bimbingan dan intervensi yang lebih efektif untuk mencegah eskalasi konflik dalam masyarakat.