Terungkap! Alasan Sebenarnya di Balik Pembacokan Komandan Sekolah Militer di Papua Barat

ilustrasi pembacokan

Kasus mengerikan di Sekolah Calon Tamtama Resimen Induk Daerah Militer (Secata Rindam) XVII Kasuari, Kabupaten Manokwari Selatan, Papua Barat, mengguncang publik. Pembacokan brutal terhadap Dansatdik Secata Rindam XVII Kasuari Letkol Inf Tamami oleh Prajurit Kepala (Praka) DRB menghebohkan. Namun, motif dari kejadian tragis ini akhirnya terungkap, dan alasan di balik tindakan keji Praka DRB akan mengejutkan Anda.

Baca juga:Motif Pembacokan Letkol Inf Tamami oleh Praka DRB: Analisis Mendalam

Semuanya bermula pada tanggal 15 Oktober 2023, ketika Praka DRB pulang dari ibadah. Di perjalanannya pulang menuju Secata Rindam XVII Kasuari, Praka DRB dihadang dan dipalak oleh sejumlah warga setempat. Merasa terancam, Praka DRB akhirnya melakukan penganiayaan kepada para pemalak tersebut. Kasus ini kemudian diselesaikan secara internal oleh Danridam XVIII Kasuari.

Akan tetapi, hal yang mengejutkan terjadi saat apel pagi pada tanggal 21 Oktober 2023. Letkol Inf Tamami, yang merupakan komandan Sekolah Calon Tamtama, memutuskan untuk mengungkit kembali masalah pemalakan yang dialami Praka DRB dan pembayaran denda kepada warga. Letkol Inf Tamami menjadikan Praka DRB sebagai contoh negatif dalam apel pagi tersebut, yang membuat Praka DRB merasa dihina dan tidak terima.

Baca juga:Mantan Gubernur Papua Lukas Enembe Tolak Putusan Hakim dan Siap Banding Setelah Divonis 8 Tahun Penjara

Praka DRB kemudian menemui Letkol Inf Tamami di kantin setelah apel. Dalam pertemuan tersebut, Praka DRB membawa sebilah parang yang digunakan untuk membacok komandannya. Serangan brutal tersebut mengenai bagian belakang kepala sebelah kanan Letkol Inf Tamami, menyebabkan luka serius yang memerlukan 12 jahitan.
Korban segera dilarikan ke Klinik Kesehatan Secata Rindam XVIII Kasuari untuk mendapatkan perawatan medis. Sementara itu, Praka DRB kembali ke rumahnya sebelum akhirnya ditangkap. Prajurit ini telah dimintai keterangan di Pomdam XVIII Kasuari dan langsung ditahan. Proses hukum akan berlanjut secara internal militer, dan berkas perkara akan dilimpahkan ke POM Kodam Kasuari.

Baca juga:10 Fakta Penting tentang Pembunuhan Muhlis di Sidrap, Sulsel

Sebelum insiden ini terjadi, seorang video Letkol Inf Tamami memimpin apel pagi menjadi viral di media sosial. Video tersebut menunjukkan Letkol Inf Tamami diduga menggunakan kata-kata tak pantas dan bernuansa rasis. Ucapan tersebut memicu kemarahan dan pembacokan yang dilakukan oleh Praka DRB.
Namun, perlu dicatat bahwa hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi mengenai kata-kata rasis dalam video tersebut dari pihak berwenang. Sejumlah pengguna media sosial, termasuk akun @infokomando.official, membagikan video tersebut yang telah ditonton lebih dari 70 ribu kali dan menjadi topik perbincangan hangat.

Baca juga:Viral Pembacokan Letkol Inf Tamami oleh Anak Buahnya

Kepala Penerangan Daerah Militer XVIII Kasuari, Kolonel Inf Syawaludin Abuhasan, dalam kesempatannya, membenarkan terjadinya insiden pembacokan tersebut. Namun, Syawaludin belum dapat memberikan keterangan secara lengkap terkait peristiwa ini.

Dalam kasus yang sangat kontroversial ini, pemahaman atas motif dan alasan di balik tindakan Praka DRB menjadi fokus utama dalam penyelidikan. Meskipun kabar tentang kata-kata rasis dalam video tersebut menambah kompleksitas kasus ini, kita harus menunggu penyelidikan lebih lanjut untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas.