Upaya untuk meredakan situasi yang sudah semakin memanas dilakukan oleh Kapolresta Magelang, namun Laskar GPK tetap mengejar rombongan Laskar BSM Jogja, dan pertempuran berdarah terus berlangsung. Situasi yang telah berubah menjadi kekacauan membawa dampak besar pada masyarakat setempat.
Baca juga: Kisah Pasutri Pencuri: Zulkifli dan istrinya Susi Curi Rp107 juta, Tertangkap Berkat CCTV
Koordinasi dan Mobilitasi Pasukan
Kapolresta Magelang dan Komandan Kodim 0750 saat ini berusaha berkoordinasi dengan Bupati Magelang dan tokoh lokal dalam upaya menangani krisis ini. Selain itu, satu satuan setingkat peleton (SST) pengendali massa (Dalmas) dari Polres Magelang Kota dan satu SST dari Kodim 0705, termasuk puluhan anggota Brimob Polda Jawa Tengah, dikerahkan ke Muntilan untuk menenangkan dan mengamankan situasi yang semakin tegang.
Enam Motor Dibakar, Tapi Tidak Ada Korban Jiwa
Terkait kerusuhan ini, ada enam sepeda motor yang menjadi korban akibat dibakar oleh massa dalam pertikaian tersebut. Meskipun insiden ini sangat serius, berita baiknya adalah bahwa tidak ada korban jiwa yang dilaporkan. Situasi saat ini telah dapat terkendali, namun telah menciptakan kekhawatiran besar di kalangan masyarakat setempat. Pihak berwenang terus bekerja keras untuk menjaga perdamaian dan memastikan situasi tetap terkendali di wilayah Muntilan, Kabupaten Magelang.
Pemicu Kericuhan: Politik dan Pertemuan Tak Terduga
Salah satu area yang terdampak kerusuhan terletak di Jalan Pemuda, Magelang. Massa PDI-P sebelumnya mengikuti acara “Banteng #3 Metu Kandang” sebagai dukungan terhadap Ganjar Pranowo di Lapangan Soepardi, Mungkid, Magelang. Namun, dalam perjalanan mereka, mereka secara tak terduga bertemu dengan massa yang diduga dari Gerakan Pemuda Kabah (GPK). Menariknya, GPK sebenarnya adalah organisasi sayap Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang secara nasional juga mendukung Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024. Pertemuan ini akhirnya memicu kericuhan mematikan yang menciptakan kekacauan di Kabupaten Magelang.