Saat menjalani proses interogasi, Darsono mengakui bahwa narkoba yang ia jual adalah miliknya sendiri. Dia juga memberikan informasi bahwa barang-barang tersebut diperolehnya dari seseorang yang dikenal dengan inisial RIS, seorang penduduk dari Air Itam. Saat ini, RIS telah ditetapkan sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh pihak berwenang.
Status dan Ancaman Hukum
Darsono kini telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Ia bersama dengan barang bukti yang ada, telah diamankan oleh Satres Narkoba Polres PALI untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut. Darsono menghadapi konsekuensi hukum serius atas perbuatannya ini, termasuk ancaman hukuman penjara maksimal 15 tahun sesuai dengan Pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang pembunuhan atau penghilangan nyawa orang lain.
Kesimpulan: Kisah Kelam Darsono
Kisah Darsono adalah pengingat yang tragis tentang bagaimana seseorang bisa terseret ke dalam dunia kejahatan narkoba dan menghancurkan hidup mereka serta nyawa orang lain. Bagaimana seorang petani yang semula biasa-biasa saja bisa berakhir sebagai seorang pengedar narkoba tetap menjadi misteri. Peristiwa ini sekaligus menjadi peringatan tentang konsekuensi serius dari terlibat dalam perdagangan barang terlarang yang merenggut banyak nyawa.
Untuk memerangi peredaran narkoba, pihak berwenang harus tetap berkomitmen untuk melindungi masyarakat dari bahaya narkoba dan mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku kejahatan narkoba. Darsono adalah contoh kasus nyata yang harus menjadi pelajaran bagi kita semua tentang betapa merusaknya keterlibatan dalam dunia kriminal narkoba. Dalam upaya untuk memberantas narkoba, kolaborasi masyarakat, aparat penegak hukum, dan lembaga terkait lainnya adalah kunci untuk menjaga keamanan dan kesejahteraan bersama.