Aktris sekaligus produser Wulan Guritno mengumumkan kebangkitan rumah produksinya, Alkimia, yang telah lama vakum. Ia berencana kembali aktif berkarya di industri film Tanah Air, dengan fokus pada genre horor dan memberikan ruang bagi talenta muda.
Kesibukan di bidang lain menjadi alasan utama Alkimia absen dari produksi film sejak 2017. Namun, tahun 2025 menandai kembalinya Wulan dan timnya untuk menghadirkan karya-karya berkualitas.
“Iya, kalau untuk film horor, sebenarnya udah lama ya. Terakhir tuh 2017, yaitu film I Am Home,” ujar Wulan Guritno saat ditemui di kawasan Panglima Polim, Jakarta Selatan, pada Kamis (11/12/2025).
Ia mengakui jeda waktu yang cukup panjang tersebut. “Dan memang karena kesibukan yang lain, terbengkalai yang ini ya. Tapi mulai dari Malam Tiga Yayasan ini, kita janji untuk produktif. Amin ya,” tambahnya, menandakan komitmen untuk lebih giat berkarya.
Dukungan pendanaan untuk proyek-proyek Alkimia mendatang disebut telah tersedia. Wulan memberikan sinyal positif mengenai dukungan investor yang siap membiayai kelanjutan karya mereka.
“Kalau selalu lampu hijau, tergantung investor juga ya. Investornya tuh ada sebenarnya di belakang. Dengar ya, pesan-pesan. Di leg kedua udah siap loh,” candanya, menunjukkan optimisme terhadap kelangsungan proyek.
Fokus Cerita Kuat dalam Genre Horor
Meskipun kembali dengan genre horor, Wulan menegaskan Alkimia tidak ingin hanya menjual ketakutan semata. Kekuatan cerita menjadi prioritas utama dalam setiap produksi filmnya.
“Intinya apapun itu genrenya, yang tetap pengin kita jaga di Alkimia adalah kekuatan dari cerita itu sendiri. Jadi termasuk di film horor ini, tetap kita mengedepankan kekuatan dari cerita itu. Jadi genre horor lebih tepatnya,” jelas Wulan.
Memberi Ruang bagi Sineas Muda
Salah satu ciri khas Alkimia adalah keberaniannya memberikan kesempatan kepada sineas muda berbakat. Wulan mengenang bagaimana rumah produksinya telah menjadi batu loncatan bagi banyak sutradara yang kini telah dikenal luas.
“Selalu kalau dilihat dari perjalanan Alkimia ya, walaupun jaraknya selalu terbentang jauh dari satu film ke film lain. Yang pertama tahun 2012, film Dilema. Terus 2017. Ini 2025 baru ada lagi ya kan? Tapi yang penting Alkimia ada,” tuturnya.
Ia melanjutkan, “Nah, biasanya sutradara-sutradaranya kalau diperhatikan itu selalu sutradara muda berbakat. Ya waktu itu di Dilema, semuanya belum ada nama, ya cuma pertama kali Robert Ronny, film pertama Robbie Ertanto, dan lainnya.”
Wulan juga menyinggung film I Am Hope yang disutradarai mantan suaminya, menegaskan bahwa pemilihan sutradara dan pemain didasarkan pada bakat, bukan nepotisme.
“Yang kedua I Am Home, bekas suami saya. Pertama kali saya kasih kesempatan buat sosok bikin talent, silakan, berbakat. Kita harus akui berbakat. Bagus enggak filmnya? Itu dua film masih ada di Netflix,” kata Wulan.
Hal serupa diterapkan pada anaknya, Shalom Razade, yang turut bermain dalam proyek terbaru ini. “Ini juga anak main di film Mama bukan karena KKN, nanti ceritain. Takut mulut netizen nanti,” ujarnya sambil tersenyum.
Kolaborasi dengan Sutradara Muda Perempuan
Untuk proyek terbarunya, Wulan memperkenalkan sutradara muda perempuan bernama Yani. Wulan mengenal Yani sejak kecil dan melihat ketertarikannya yang besar pada genre horor.
“Dan termasuk Yani di sini dia masih muda, perempuan, senangnya horor. Pokoknya aku kenal Yani dari kecil. Senangnya setan, loh. Enggak tahu kenapa ya itu dari tadi. Jadi senangnya tuh sesuatu yang gore, thriller, yang seram-seram, yang menakutkan, yang membuat kita ketakutan lah ya,” cerita Wulan.
Kolaborasi ini berawal ketika Yani mendekati Wulan dengan ide cerita yang dianggap serius dan menarik.
“Sampai akhirnya Yani tumbuh dewasa… Yani approach ke kita, pengin dia bikin film begini bareng kakak-kakak. Terus aku melihat vision-nya Yani juga keren, dan aku melihat Yani itu very serius. Dia benar-benar details dan she knows what she wants. Jadi akhirnya kita ambil kesempatan itu untuk bekerja sama sama Yani,” ungkapnya.
Sumber: Grid.id
