Pandawara Grup, kelompok pegiat lingkungan yang dikenal dengan aksi bersih-bersihnya, kini melontarkan inisiatif baru untuk membeli hutan di Indonesia. Ide ini muncul sebagai respons keprihatinan terhadap maraknya alih fungsi lahan dan deforestasi yang diduga menjadi penyebab banjir bandang di Sumatra.
Melalui akun media sosial mereka, Pandawara Grup mengajak masyarakat untuk bersatu dalam penggalangan dana guna membeli kawasan hutan. Tujuannya adalah mencegah hutan-hutan tersebut dialihfungsikan menjadi lahan perkebunan atau industri yang dapat merusak ekosistem.
Inisiatif ini mendapat sorotan tajam dari Yudo, anak dari Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Berbeda dengan beberapa influencer yang menyambut positif, Yudo justru menyuarakan kekhawatiran mendalam.
“Kalau begini akan jauh lebih chaos lagi. Dikelola pemerintah aja parah. Apalagi dikelola masyarakat?” tulis Yudo melalui akun Instagramnya, seperti dikutip pada Senin (8/12/2025).
Yudo menilai pengelolaan hutan oleh masyarakat berpotensi besar menimbulkan masalah baru, termasuk praktik pungutan liar (pungli) dan suap. Ia juga menyoroti potensi perburuan satwa liar yang mungkin terjadi.
“Pungli, suap, pemburuan, satwa pasti terjadi. Tau sendiri SDM kita?” tegasnya, menggarisbawahi kekhawatirannya terhadap kapasitas sumber daya manusia yang ada.
Sebelumnya, Pandawara Grup mengunggah gagasan pembelian hutan dengan narasi, “Lagi Ngelamun, tiba-tiba aja kepikiran gimana kalo masyarakat Indonesia bersatu berdonasi beli hutan-hutan agar tidak dialihfungsikan.”
Mereka mempertanyakan apakah praktik alih fungsi lahan yang terjadi saat ini sudah sesuai dengan aturan yang berlaku, seperti batas maksimal 100.000 hektar per perusahaan di seluruh Indonesia dan 20.000 hektar per provinsi untuk perkebunan sawit.
Persiapan Matang untuk Penggalangan Dana
Salah satu anggota Pandawara, Gilang Rahma, mengumumkan bahwa timnya akan mempersiapkan rencana penggalangan dana ini secara serius. Ia menyatakan bahwa rencana ini akan melibatkan banyak elemen masyarakat Indonesia.
“Bersatu berdonasi untuk membeli hutan agar tidak dialih fungsikan. Sampai ketemu di 2026, semoga rencana ini bisa terrealisasikan,” ujar Gilang.
Ia menambahkan bahwa proses wakaf hutan dapat dilakukan bersama untuk mencegah deforestasi berlebih dan menjaga keseimbangan ekosistem. Pandawara Grup berencana melibatkan aktivis lingkungan dan tokoh yang memahami kelestarian hutan.
Meskipun menyadari kompleksitas rencana ini, Pandawara meminta dukungan doa dari masyarakat agar inisiatif ini dapat terwujud demi kebaikan bangsa. Mereka juga mengucapkan terima kasih atas antusiasme dan kepedulian masyarakat terhadap kelestarian lingkungan.
“Sejatinya kedaulatan rakyat adalah hal yang paling utama. Terima kasih,” tutup Gilang.
Sumber: Grid.id






