W-Health

Padel: Cedera Betis Mendominasi, Siku dan Punggung Bawah Rentan Terjadi

Advertisement

Popularitas padel yang terus meroket di berbagai belahan dunia menuntut perhatian lebih pada aspek kesehatan fisik para pemainnya. Meskipun dikenal sebagai olahraga yang dinamis dan menghibur, padel menyimpan potensi risiko cedera yang signifikan.

Data epidemiologis mengindikasikan bahwa cedera pada pemain padel paling kerap menyerang area betis, diikuti oleh siku, bahu, pergelangan kaki, dan punggung bawah. Fenomena ini tidak pandang bulu, menjangkiti baik pemula maupun atlet berpengalaman.

Intensitas permainan yang semakin tinggi, volume latihan yang melonjak, serta pertambahan usia menjadi faktor-faktor yang turut mendongkrak frekuensi cedera. Berikut adalah rincian jenis cedera yang umum menerpa pemain padel, beserta gejala, mekanisme, dan faktor risikonya.

Betis dan Tendon Achilles Paling Rentan

Mengutip laporan Padel Magazine pada Kamis (11/12/2025), cedera pada betis dan tendon Achilles menduduki peringkat teratas dengan angka kejadian mencapai 18,8 persen. Area kompleks betis-Achilles ini bekerja ekstra keras selama pertandingan, terutama karena padel menuntut akselerasi eksplosif, kecepatan reaksi, dan perubahan arah yang konstan.

Permukaan lapangan sintetis yang kadang licin menambah beban mekanis pada kaki bagian belakang, terlebih ketika kelelahan mulai melanda di akhir laga. Pemain yang berlatih lebih dari empat jam per minggu, berusia di atas 40 tahun, atau kembali aktif berolahraga tanpa persiapan memadai, menjadi profil paling berisiko.

Gejala cedera ini bermanifestasi sebagai nyeri mendadak atau bertahap di betis. Pemain bisa merasakan kekakuan, ketegangan, atau sensasi tersentak yang kian mengganggu menjelang akhir pertandingan. Cedera ini tidak hanya menurunkan performa, tetapi juga memerlukan masa pemulihan yang tidak singkat.

‘Padel Elbow’ Jadi Ancaman Serius

Cedera siku, yang kerap dijuluki ‘Padel Elbow’, menyumbang sekitar 18,5 persen dari total kasus cedera. Kondisi ini menyerupai lateral epicondylitis atau tennis elbow, namun prevalensinya lebih tinggi di padel akibat karakteristik raketnya.

Berbeda dengan raket tenis yang menggunakan senar, raket padel memiliki struktur solid. Implikasinya, getaran dari setiap pukulan disalurkan langsung ke lengan bawah, khususnya jika pukulan tidak mengenai titik tengah raket.

Teknik yang kurang tepat, pegangan raket yang salah, serta volume permainan tinggi tanpa jeda pemulihan yang cukup menjadi pemicu utama. Penggunaan raket yang terlalu berat atau kaku (di atas 350 gram) juga memperbesar risiko cedera.

Mereka yang baru bermain padel kurang dari lima tahun atau bermain dengan intensitas tinggi tanpa penguatan otot memadai, lebih rentan mengalami kondisi ini. Jika tidak ditangani, Padel Elbow bisa berkembang menjadi masalah kronis.

Advertisement

Bahu dan Pergelangan Kaki Tak Luput dari Cedera

Cedera bahu menempati urutan ketiga, mencapai 13 hingga 14 persen kasus. Area ini sangat krusial saat melakukan smash, bandeja, atau vibora, yang melibatkan gerakan lengan ke atas berulang.

Gerakan yang tidak stabil atau teknik yang keliru dapat memicu tendinopati rotator cuff, impingement subakromial, atau nyeri di bagian depan dan belakang bahu. Cedera ini kerap dianggap ringan pada awalnya, namun berpotensi berkembang menjadi masalah serius.

Sementara itu, cedera pergelangan kaki terjadi pada sekitar 10 persen kasus, mayoritas berupa keseleo. Ini akibat perubahan arah mendadak, gerakan tergelincir, atau pendaratan yang tidak sempurna. Tuntutan reaksi cepat dalam padel membuat pergelangan kaki bekerja keras menahan beban dan menjaga stabilitas.

Nyeri Punggung Bawah, Keluhan Umum Pemain

Meskipun bukan cedera akut yang dramatis, nyeri punggung bawah justru menjadi keluhan paling sering dilaporkan oleh pemain padel, mencapai 61 persen. Keluhan ini muncul saat atau setelah bermain.

Rotasi tubuh berlebihan, ekstensi berulang, serta pukulan topspin memberikan tekanan signifikan pada tulang belakang lumbal. Nyeri ini cenderung bersifat kronis dan semakin parah jika kekuatan otot inti tidak memadai.

Kurangnya latihan penguatan otot inti, kelelahan, serta teknik gerakan yang kurang sempurna menjadi akar masalahnya. Penting untuk disadari, kesehatan punggung bawah sangat krusial untuk keberlangsungan bermain dalam jangka panjang.

Setiap cedera, mulai dari betis, siku, bahu, hingga punggung bawah, memiliki mekanisme biomekanis yang dapat diprediksi. Intensitas tinggi, minimnya waktu pemulihan, dan penggunaan peralatan yang tidak sesuai adalah pemicu utamanya. Pemain padel perlu waspada dan mengambil langkah antisipatif demi melindungi diri.

Sumber: Grid.id

Advertisement