Muzakir Manaf: Aceh Butuh Bantuan Asing, Pemerintah Pusat Tutup Pintu
Gubernur Aceh Muzakir Manaf, akrab disapa Mualem, saat ini menjadi sorotan publik akibat perbedaan pandangan dengan pemerintah pusat terkait penerimaan bantuan asing untuk korban bencana alam di daerahnya. Mualem menegaskan bahwa dukungan internasional sangat diperlukan untuk mempercepat penanganan dampak banjir bandang.
Pernyataan ini disampaikan Mualem dalam rapat terbatas bersama sejumlah menteri di Lanud Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Minggu malam (7/12/2025). Ia mempertanyakan alasan jika ada pihak yang mempersulit akses bantuan kemanusiaan dari negara lain.
Profil Singkat Sang Gubernur
Muzakir Manaf lahir di Aceh Utara pada 3 April 1964. Ia memiliki rekam jejak panjang sebagai mantan pejuang gerilya Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Posisinya sebagai panglima tertinggi GAM disandangnya pada tahun 2002.
Setelah Perjanjian Helsinki pada 2005 yang mengakhiri konflik GAM dengan pemerintah Indonesia, Mualem muncul ke publik dan memimpin Komite Peralihan Aceh. Ia kemudian menjadi salah satu pendiri Partai Aceh, yang sebelumnya dikenal sebagai Partai Gerakan Aceh Mandiri.
Perjalanan politik Mualem berlanjut ke kursi eksekutif. Pada tahun 2012, ia terpilih sebagai Wakil Gubernur Aceh mendampingi Zaini Abdullah. Setelah sempat kalah dalam Pilkada 2017, Mualem kembali berhasil memenangkan kontestasi Pilkada 2024 berpasangan dengan Fadhlullah. Keduanya resmi dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh pada 12 Februari 2025.
Perbedaan Sikap Soal Bantuan Asing
Dalam rapat tersebut, Mualem secara tegas menyatakan, “Mereka tolong kita, kok kita persulit? Kan bodoh.” Pernyataannya ini kontras dengan sikap pemerintah pusat yang diwakili Menteri Luar Negeri Sugiono. Sebelumnya, Kemlu menyatakan bahwa bantuan dari luar negeri masih ditahan.
Menlu Sugiono pada Jumat (5/12/2025) di Gedung Pancasila, Jakarta, mengungkapkan keyakinannya bahwa Indonesia mampu menangani bencana banjir di Sumatra dengan kekuatan domestik. “Saya yakin kita bisa menyelesaikan masalah ini,” ujarnya kala itu.
Ia menambahkan, “(Bantuan dari luar negeri) masih ditutup sampai kita merasa membutuhkan bantuan.” Sikap ini menimbulkan pertanyaan di tengah upaya penanganan bencana yang sedang berlangsung di Aceh.
Sumber: Grid.id