Konser amal bertajuk “Bersama Untuk Sumatra” sukses digelar sebagai wujud kepedulian dan solidaritas para pelaku seni terhadap bencana alam yang melanda wilayah Sumatra. Inisiatif ini dipelopori oleh Mohammad Istiqamah Djamad, yang akrab disapa Is Pustaka, mantan vokalis grup musik Payung Teduh.
Is menjelaskan bahwa konser ini lahir dari keresahan para seniman yang ingin segera memberikan respons cepat terhadap musibah. Ia menekankan pentingnya tindakan nyata tanpa menunda. “Hari ini adalah bentuk peduli, bentuk tanggung jawab sebagai bagian dari masyarakat tanah air untuk tetap mengutamakan respon tanggap terhadap bencana yang terjadi,” ujar Is dalam sesi wawancara di M Bloc Live House, M Bloc Space, pada Senin (8/12/2025).
Beberapa musisi besar seperti Gigi sebenarnya juga menyatakan keinginan untuk berpartisipasi, namun terkendala jadwal kegiatan lain yang tidak dapat ditinggalkan. Kendati demikian, konser “Bersama Untuk Sumatra” tetap diramaikan oleh sejumlah nama besar yang tampil sebagai bentuk dukungan.
Artis yang turut memeriahkan acara tersebut antara lain Parade Hujan, Vikri Rahmat, Driven by Animals, Indra The Rain, Skastra, Panji Sakti, Souljah, Haddad Alwi, Sore, hingga J-Rocks. Kehadiran mereka menunjukkan semangat kolaborasi yang luar biasa.
Is sangat mengapresiasi antusiasme para musisi yang hadir, terutama karena mereka tampil tanpa bayaran dan tanpa permintaan khusus. “Mereka datang tanpa riders, tanpa dibayar, dan itu bentuk ketulusan hati,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa musik memiliki kekuatan universal untuk menyatukan berbagai perbedaan latar belakang, ideologi, agama, maupun status sosial. Menurutnya, musik mampu mempersatukan orang dalam energi yang sama dan menjadi alat efektif untuk menggerakkan kepedulian publik.
“Sebenarnya bukan musiknya, tapi bertemu di satu titik, kita bertemu semuanya main energi dan mengirim pesan ke Sumatra bahwa mereka tidak sendirian dan kita peduli,” jelas Is. Ia berharap kolaborasi semacam ini dapat terus mendorong kesadaran masyarakat luas akan pentingnya aksi solidaritas.
Para musisi yang tampil menunjukkan niat tulus tanpa menuntut imbalan. Mereka menggunakan peralatan yang ada dan tampil dengan penuh kesungguhan untuk tujuan mulia membantu sesama.
Is mengakui bahwa konser ini mungkin tidak semeriah festival musik pada umumnya, sebab fokus utamanya adalah memberikan bantuan. “Tidak jarang bencana itu datang, namun lebih sedikit lagi dari kita ingin memuliakan hidupnya untuk peduli, itu yang paling penting,” tegasnya.
Ia berharap inisiatif kecil ini dapat memantik gerakan kepedulian yang lebih besar dan berkelanjutan. Bagi Is, membangun aksi yang terus berjalan jauh lebih penting daripada sekadar satu kegiatan.
Konser “Bersama Untuk Sumatra” menjadi bukti nyata bahwa solidaritas dapat tumbuh dari berbagai elemen masyarakat. Melalui alunan musik, para seniman berupaya menjadi jembatan empati untuk menggerakkan kepedulian yang lebih luas bagi korban bencana.
Sumber: Grid.id






