Ironisnya, meski sudah ada dana donasi sebesar itu, Agus Salim dikabarkan masih menggunakan layanan BPJS untuk pengobatannya. Menurut Noviyanti, hal ini sangat tidak sesuai dengan tujuan awal penggalangan dana.
“Agus sempat menjalani perawatan menggunakan BPJS, namun pelayanan yang didapatkan jauh dari kata maksimal.
Bahkan, sempat ada insiden di mana Agus berdebat dengan suster terkait perawatannya,” tambahnya.
Ketidaktransparanan Pengelolaan Dana
Selain itu, pihak yayasan juga merasa tidak dilibatkan dalam pengelolaan dana donasi.
Noviyanti mengaku kecewa karena ketika ia meminta laporan mutasi rekening, ditemukan transfer ratusan juta rupiah yang dilakukan lima kali ke rekening istri Agus Salim dan Rp 50 juta lainnya ke kakak Agus.
“Dikatakan bahwa ATM Agus rusak, sehingga transfer dilakukan dalam beberapa kali.
Namun, saya terkejut ketika mengetahui Rp 100 juta dari dana donasi dipakai untuk melunasi utang rumah anggota keluarga yang tidak ada hubungannya dengan pengobatan Agus,” kata Noviyanti.
Klarifikasi dari Agus Salim
Di sisi lain, Agus Salim mengklaim bahwa tidak ada perjanjian formal terkait pengelolaan dana tersebut. Ia mengaku tidak pernah diberi tahu secara rinci tentang bagaimana donasi itu dikelola.
“Kami tidak memiliki pemahaman jelas tentang bagaimana dana tersebut harus digunakan, karena tidak ada kesepakatan tertulis sejak awal,” ungkap Agus.