“Kapan-kapan Yanti dijemput pulang saja, lumayan,” tulisnya dengan nada mengejek.
Dukungan untuk Yanti
Meski sebagian besar komentar bersifat negatif, tidak sedikit juga yang membela Yanti.
Beberapa pengguna menilai bahwa tindakan Yanti hanyalah bagian dari strategi memanfaatkan peluang di dunia digital.
“Ini hanya strategi untuk menghasilkan uang di TikTok. Jualan juga butuh marketing, kan?” ujar seorang pengguna yang berusaha mengimbangi kritik terhadap Yanti.
Pembelaan ini menggambarkan bagaimana media sosial dapat memberikan ruang bagi perspektif yang berbeda, tergantung pada sudut pandang warganet yang melihatnya.
Baca juga: Abidzar Al Ghifari Unggah Potret Satu Mata: Isyaratkan Bantahan atas Foto Syur yang Diduga Miliknya?
Fenomena Hadiah Virtual di TikTok
Fenomena hadiah virtual di TikTok bukanlah hal baru. Platform ini memungkinkan pengguna untuk mengirimkan berbagai hadiah virtual seperti bunga, paus, atau lainnya, yang kemudian dapat dikonversi menjadi uang oleh penerima.
Banyak konten kreator yang menggunakan siaran langsung untuk mendapatkan penghasilan tambahan melalui fitur ini.
Namun, dalam kasus Yanti, cara penerimaan hadiah ini dianggap oleh sebagian netizen sebagai sesuatu yang tidak pantas.
Hal ini menyoroti bahwa media sosial sering kali menjadi tempat yang sangat sensitif terhadap perilaku pengguna, terutama jika tindakan tersebut dianggap menyimpang dari norma yang diterima.
Waspada Terhadap Link Palsu
Di tengah viralnya video Yanti, muncul pula banyak link palsu yang beredar di internet.
Link-link ini sering kali mengklaim sebagai rekaman asli dari siaran langsung Yanti, padahal mengarah ke situs-situs yang tidak aman, seperti Doodstream.