Viral Video Yanti TKW Taiwan, Begini Pendapat Sosiolog, Netizen: Semakin Besar Gift, Yanti Semakin Liar

yanti TKW Taiwan

Selebriti – Fenomena ‘ngemis online’ kembali menjadi sorotan setelah video viral Yanti, seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Indonesia yang bekerja di Taiwan, ramai diperbincangkan di media sosial.

Video yang diunggah di platform TikTok ini menarik perhatian warganet karena memperlihatkan aksi Yanti dalam rangka mengumpulkan hadiah virtual dari para penontonnya.

Bacaan Lainnya

Aksi ini menjadi bagian dari tren yang kian populer di platform tersebut, di mana sejumlah kreator konten melakukan berbagai tindakan ekstrem untuk meraih simpati dan mendapatkan hadiah dari audiens.

Fenomena ‘Ngemis Online’ di TikTok

Istilah ‘ngemis online’ merujuk pada tindakan meminta belas kasihan atau perhatian dengan tujuan mendapatkan hadiah virtual yang bisa dikonversi menjadi uang tunai.

Fenomena ini semakin marak di TikTok, di mana para kreator konten melakukan berbagai aksi kontroversial untuk menarik perhatian penonton.

Mulai dari aksi mandi lumpur, berendam di air kotor, hingga mengguyurkan air dingin selama berjam-jam menjadi cara-cara kreatif yang dilakukan demi meraih keuntungan finansial.

Dalam kasus Yanti, ia memanfaatkan platform tersebut untuk menampilkan aksinya sebagai upaya mendapatkan hadiah dari penonton.

Meski aksi ini menuai kritik, faktanya banyak penonton yang tertarik dan akhirnya memberikan ‘gift’ dalam bentuk stiker atau hadiah virtual lainnya.

Baca juga: Viral Video Hot Yanti TKW Taiwan Live Streaming Tiktok, Di Gift Paus jadi Tambah Hot

Kreativitas dalam Persaingan ‘Ngemis’

Menurut Prof. Dr. Bagong Suyanto, seorang sosiolog dari Universitas Airlangga (UNAIR), fenomena ini bisa dilihat sebagai bentuk inovasi dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat di era digital.

“Sekarang mengemis tidak mudah, banyak saingan. Mereka harus lebih kreatif agar bisa menarik perhatian dan mendapatkan belas kasihan,” ungkapnya.

Dalam situasi di mana perhatian publik menjadi komoditas, kreator konten merasa perlu untuk menghadirkan hal-hal yang lebih ekstrem dan tidak lazim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *