Perasaan lelah, hancur, dan tidak berdaya digambarkan dengan sangat menyentuh, mencerminkan situasi di mana seseorang merasa terjebak dalam pusaran emosi tanpa jalan keluar.
Meski demikian, di balik kesedihan dan kepasrahan yang tergambar dalam lirik, terdapat secercah harapan untuk bangkit kembali.
Pesan utama lagu ini adalah bahwa meskipun seseorang berada di titik terendah, selalu ada kesempatan untuk pulih dan menemukan kekuatan baru dalam dirinya.
Sebagai contoh, salah satu baris liriknya, “Tak perlu khawatir, ku hanya terluka, terbiasa ‘tuk pura-pura tertawa,” menggambarkan betapa sering orang-orang menyembunyikan perasaan mereka di balik senyuman palsu. Ini adalah cerminan dari realitas sosial, di mana seringkali kita merasa harus tampil kuat meski sebenarnya sedang rapuh.
Baca juga: Prilly Latuconsina Hadapi Karakter Kompleks dalam Film “Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis”
Keterkaitan dengan Film “Bolehkah Sekali Saja Kumenangis”
Lagu “Runtuh” kini semakin memperluas pengaruhnya setelah diangkat menjadi soundtrack untuk film “Bolehkah Sekali Saja Kumenangis”.
Film ini bercerita tentang perjalanan emosional seseorang yang mengalami kekerasan verbal dan menghadapi tekanan dalam keluarganya.
Dalam narasi film ini, karakter utama harus berjuang dengan luka-luka emosional yang tersembunyi, mirip dengan pesan yang disampaikan dalam lagu “Runtuh”.
Alur cerita film ini menunjukkan bagaimana seseorang yang mengalami trauma emosional akhirnya menemukan cara untuk bangkit, sejalan dengan makna harapan dan kebangkitan yang tersirat dalam lirik lagu.