Tidak hanya berfokus pada trauma masa lalu, cerita juga mengeksplorasi perjuangan Tari dalam menemukan cara untuk mengatasi emosinya yang terpendam.
Ia akhirnya bergabung dalam sebuah kelompok dukungan yang berfokus pada isu kesehatan mental, tempat di mana ia bertemu dengan orang-orang yang juga berjuang melawan luka batin mereka sendiri.
Salah satu teman yang Tari temui adalah Baskara, seorang pria dengan karakter keras yang juga tengah berjuang menghadapi traumanya.
Film ini mengajak penonton untuk mengikuti perjalanan emosional Tari dalam upayanya menemukan cara untuk menyembuhkan diri dan mengungkapkan perasaannya.
Peran Kelompok Dukungan dalam Penyembuhan Trauma
Salah satu elemen menarik yang diangkat dalam film ini adalah peran support group sebagai ruang aman bagi para karakter untuk berbagi pengalaman dan saling menyembuhkan.
Sutradara Reka Wijaya menjelaskan bahwa elemen ini menjadi aspek baru dalam genre drama Indonesia.
“Saya ingin menampilkan bagaimana pentingnya kelompok dukungan dalam proses penyembuhan dari trauma, serta memperlihatkan dinamika emosional yang terjadi di antara para anggotanya,” ungkap Reka Wijaya.
Penggunaan kelompok dukungan sebagai bagian dari narasi menjadi cara efektif untuk memperlihatkan bahwa proses penyembuhan mental adalah perjalanan bersama, bukan sekadar perjuangan individu.
Produksi dan Tim di Balik Layar
Bolehkah Sekali Saja Kumenangis diproduksi oleh Sinemaku Pictures, Legacy Pictures, dan Amadeus Sinemagna, dengan Umay Shahab sebagai produser dan Prilly Latuconsina sebagai produser eksekutif.