Selebriti – Dalam dunia sastra dan spiritualitas, nama Jalaluddin Rumi, seorang penyair dan sufi abad ke-13, tak lekang oleh waktu.
Karya-karyanya tidak hanya dikenal luas, tetapi juga mengandung makna mendalam tentang kehidupan dan kematian.
Menjelang akhir hayatnya, Rumi menyampaikan pandangan yang unik tentang kematian, menggambarkannya sebagai sebuah momen yang harus dirayakan, bukan ditakuti.
Kematian sebagai Jembatan
Rumi melihat kematian bukanlah akhir dari perjalanan hidup, melainkan sebagai jembatan yang menghubungkan kita dengan Sang Pencipta.
Dalam salah satu syair terkenalnya, ia menekankan pentingnya memahami kematian sebagai bagian dari kehidupan.
Ia menyatakan: “Saat tubuhku dibawa pergi, jangan anggap aku merindukan dunia ini. Aku tidak pergi, tetapi telah bersatu dengan Cinta Abadi.”
Kutipan ini menggambarkan bagaimana Rumi memaknai kematian sebagai sebuah pertemuan dengan Allah, kekasih sejatinya.
Dalam pandangannya, momen ini seharusnya dipandang dengan rasa syukur dan sukacita, karena kematian adalah langkah menuju keabadian cinta yang lebih tinggi.
Baca juga: Ngaji Gus Baha: Memahami Azab dan Ujian, Gempa Bumi dalam Al-Qur’an
Pesan Bijak dari Gus Baha
Bahaudin Nursalim, atau lebih dikenal dengan Gus Baha, adalah seorang ulama kontemporer yang sering mengangkat pemikiran Rumi dalam ceramah dan pengajiannya.