Insiden tersebut terjadi di pertengahan masa tinggalnya, saat ia sedang tidur bersama anak-anak lain di panti. “Pada suatu pagi sebelum subuh, dia masuk ke kamar.
Karena ada banyak yang tidur bersama, saya ikut tidur di situ. Dia mendekati saya dan mulai menyentuh tubuh saya, termasuk bagian-bagian yang tidak seharusnya,” ungkap korban dengan nada penuh ketakutan.
Baca juga: Profil Abi Sudirman: Pimpinan Panti Asuhan yang Tersandung Kasus Pelecehan di Tangerang
Rasa Takut dan Ketidakberdayaan
Korban menceritakan bahwa saat itu ia terlalu takut untuk bereaksi atau menunjukkan bahwa ia sudah terbangun.
Ketakutan yang mendalam membuatnya hanya bisa berpura-pura tidur.
“Saya tidak berani bergerak atau berkata apa-apa karena sangat takut. Saya berpura-pura tidak sadar,” tambahnya.
Upaya Korban Menghindari Pelecehan
Dalam usahanya untuk melindungi diri, korban mencoba mengunci pintu kamar tempat ia tidur, tetapi langkah tersebut justru memicu kemarahan Abi Sudirman.
“Saya pernah mencoba mengunci pintu kamar agar aman, tetapi keesokan harinya saya malah dimarahi. Dia bilang, saya susah dibangunkan untuk sholat subuh,” kenang korban.
Baca juga: Ibu Asuh Panti Asuhan Darussalam An Nur Bongkar Kasus kekerasan seksual yang Menghebohkan
Kondisi Mental Korban dan Harapan untuk Keadilan
Korban mengungkapkan bahwa pengalaman buruk ini telah berdampak besar pada kondisi mentalnya. Ia merasa ketakutan dan tak berdaya, terlebih karena tidak ada tempat untuk mengadu saat kejadian. Meski begitu, keberanian korban untuk bersuara saat ini menunjukkan keinginannya untuk menuntut keadilan.
Ia berharap kasus ini dapat diselesaikan dan pelaku segera diadili. “Saya hanya ingin agar apa yang terjadi pada saya bisa diselidiki, dan pelakunya ditangkap.