Dalam kesempatan tersebut, Jarot memaparkan berbagai jenis pelanggaran lalu lintas yang menjadi prioritas penindakan selama Operasi Zebra Candi.
Di antara pelanggaran tersebut, penggunaan ponsel saat berkendara menjadi salah satu fokus utama. Penggunaan perangkat komunikasi saat berkendara diketahui dapat mengalihkan perhatian pengendara, meningkatkan risiko kecelakaan.
Selain itu, pengendara di bawah umur juga akan menjadi target penindakan. Dalam banyak kasus, pengendara muda sering kali kurang pengalaman dan keterampilan berkendara, yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan.
Pelanggaran lainnya termasuk pengendara yang berboncengan lebih dari satu orang, yang berpotensi membahayakan keselamatan baik pengendara maupun penumpang.
Pentingnya penggunaan alat pelindung diri, seperti helm standar untuk pengendara sepeda motor dan sabuk pengaman untuk pengemudi kendaraan bermotor roda empat, juga menjadi perhatian.
Kedua alat ini sangat vital dalam mengurangi risiko cedera parah jika terjadi kecelakaan.
Tindakan terhadap Pengendara Berisiko
Jarot menegaskan bahwa pengendara yang berada di bawah pengaruh alkohol dan mereka yang melawan arus juga akan mendapatkan perhatian khusus.
“Pelanggaran ini sangat berbahaya dan dapat berpotensi menyebabkan kecelakaan fatal,” katanya. Selain itu, pengendara yang melanggar batas kecepatan akan ditindak tegas selama operasi berlangsung.