Menurut laporan, Yandi, sebagai salah satu pelaku, dikenal sering melakukan aksinya di berbagai lokasi, termasuk di dalam mobil dan bahkan di area publik seperti SPBU.
Hal ini menimbulkan keprihatinan yang lebih dalam mengenai keamanan anak-anak di tempat-tempat yang seharusnya menjadi aman.
Ardini menggambarkan Yandi sebagai sosok yang paling aktif dalam melakukan kekerasan terhadap anak-anak asuh, menandakan adanya pola perilaku yang mengkhawatirkan di antara pelaku.
Kesimpulan
Kasus rudapaksa yang melibatkan anak-anak di Panti Asuhan Darussalam An Nur mengingatkan kita tentang pentingnya pengawasan dan perlindungan terhadap anak.
Mengungkap fakta-fakta yang ada, seperti penularan HIV pada korban, menunjukkan bahwa tindakan kekerasan seksual tidak hanya berdampak langsung tetapi juga memiliki konsekuensi jangka panjang yang serius.
Perlu upaya kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga swadaya masyarakat untuk melindungi anak-anak dari kekerasan, serta memberikan dukungan yang mereka butuhkan untuk pulih dari pengalaman traumatis.
Hanya dengan kesadaran dan tindakan bersama, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi generasi mendatang.(*)