Lirik ini menunjukkan betapa sulitnya melepaskan hubungan yang telah ada, meskipun kedua belah pihak mungkin telah saling melupakan.
Ada kesan penyesalan atas apa yang terjadi, dengan harapan bahwa hubungan itu tidak pernah dimulai, seolah-olah akan lebih baik jika mereka tidak pernah bertemu untuk menghindari rasa sakit yang menyertai perpisahan.
Di sisi lain, lirik tersebut juga menyiratkan kebiasaan yang terbentuk dalam sebuah hubungan, di mana seseorang merasa utuh saat bersama pasangan.
Ada pertanyaan retoris yang muncul tentang mengapa harus berlari atau mengakhiri hubungan yang masih memiliki arti. Ini menyoroti ketidakpastian dan dilema emosional, apakah lebih baik untuk tetap bersama meskipun ada perpisahan yang mungkin tak terhindarkan.
Dengan ungkapan “semestinya kau dan aku tetap bersela,” terdapat harapan bahwa meskipun ada jarak, hubungan itu masih bisa memiliki makna, meskipun pada kenyataannya, mereka terjebak dalam siklus perasaan yang menyakitkan.(*)