“Saat kita capek dan merasa tertekan, apalagi saya sering merasa tertekan dalam pernikahan ini, akhirnya ledakan emosi terjadi. Kadang saya marah karena habis bertengkar dengan suami,” ungkap Kimberly.
Permintaan Maaf pada Anak-Anak
Meski begitu, Kimberly mengakui kesalahannya dan menyebut dirinya sering meminta maaf kepada anak-anaknya setelah meluapkan amarah.
“Setelah itu, saya selalu meminta maaf pada anak-anak. Saya bilang, ‘Maaf ya, Rayden, maaf ya, Aisyah, tadi mama marah. Ini bukan salah kalian, ini mama yang kelepasan’,” jelasnya.
Kimberly juga menegaskan bahwa dirinya tidak bermaksud mencari simpati dari publik. Ia menyadari bahwa tindakannya salah dan terus berusaha memperbaiki diri sebagai ibu.
“Saya tidak mencari simpati, tapi saya sadar bahwa apa yang saya lakukan salah, dan saya selalu meminta maaf kepada anak-anak setelah kejadian seperti itu,” tutupnya.
Perseteruan yang Kian Memanas
Perseteruan antara Kimberly dan Edward tampaknya semakin tajam, dengan kedua belah pihak saling melaporkan.
Tuduhan kekerasan dalam rumah tangga yang diajukan Kimberly terhadap Edward menjadi sorotan utama dalam kasus ini.
Sementara itu, Edward membalas dengan melaporkan Kimberly atas dugaan kekerasan pada anak.
Kasus ini menggambarkan betapa rumitnya konflik rumah tangga yang melibatkan unsur kekerasan fisik dan psikis, terutama ketika kedua pihak berusaha mempertahankan peran mereka sebagai orang tua.