Tembakan dari tank Merkava mengenai posisi Pasukan Perdamaian Indonesia, menyebabkan dua prajurit terluka. Keduanya segera dilarikan ke rumah sakit terdekat dan hingga kini masih dalam perawatan medis untuk mendapatkan observasi lebih lanjut.
“Kami mendapat informasi bahwa dua penjaga perdamaian dari Indonesia terluka dalam kejadian ini, dan saat ini masih dirawat di rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut,” kata Retno.
Tuntutan Indonesia untuk Penghentian Kekerasan
Pemerintah Indonesia tidak hanya mengecam insiden ini, tetapi juga menuntut agar Israel segera menghentikan segala bentuk aksi kekerasan yang membahayakan personel PBB. Retno Marsudi menekankan pentingnya menghormati dan melindungi personel yang bertugas di bawah mandat PBB.
“Personel penjaga perdamaian berada di Lebanon bukan untuk terlibat dalam konflik, tetapi untuk menjaga stabilitas dan perdamaian di wilayah tersebut. Oleh karena itu, segala tindakan yang membahayakan mereka tidak dapat ditoleransi,” tegas Retno.
Indonesia juga meminta Dewan Keamanan PBB untuk segera menyelidiki insiden ini dan memastikan bahwa tindakan serupa tidak terulang di masa depan. Insiden ini menambah panjang daftar ketegangan yang terjadi di kawasan Timur Tengah, di mana konflik berkepanjangan antara Israel dan berbagai kelompok di Lebanon sering kali menempatkan personel PBB dalam bahaya.
PBB dan Komunitas Internasional Diminta Turun Tangan
Selain itu, Menlu Retno juga menyerukan agar PBB dan komunitas internasional turun tangan untuk memastikan Israel bertanggung jawab atas tindakannya.
“Kami menyerukan agar PBB, sebagai otoritas yang mengawasi misi perdamaian di Lebanon, mengambil langkah tegas untuk melindungi personel yang bertugas di sana, termasuk dari Indonesia,” lanjutnya. Menurut Retno, tanpa intervensi yang kuat dari PBB, insiden seperti ini berpotensi terjadi kembali di masa depan.
Indonesia, yang selama ini aktif dalam berbagai misi perdamaian PBB, menekankan bahwa keselamatan personel yang menjalankan tugas internasional harus menjadi prioritas utama.